jpnn.com - Dua pria di Kota Jambi ini memiliki penangkaran kenari dengan nama PM 77 dan Pakar. Berawal dari hobi, kini menjadi bisnis yang menjanjikan.
DONI SAPUTRA - Jambi Ekspres
BACA JUGA: Kisah Guru Garis Depan, Berharap dapat Jodoh agar Betah
KENARI masih menjadi burung kicau yang populer dilombakan di Kota Jambi saat ini. Burung dengan khas suara merdu ini masih menjadi idola bagi pecinta burung kicau.
Tentu, kondisi ini menjadi kesempatan bagi penangkar untuk menghasilkan rupiah.
BACA JUGA: Tak Pernah Khawatir Urusan Perut Selama Masih Ada Lontar
Para penangkar tak ragu untuk mendatangkan pejantan impor. Bahkan dari Eropa.
Ini untuk mengorbitkan bibit-bibit burung yang berkualitas dan mampu bersaing di arena lomba.
BACA JUGA: Aduhai Briptu Christeel, Polwan Cantik Jagoan Antiteror
Selasa (12/9), Jambi Ekspres (Jawa Pos Group) menyambangi penangkaran Kenari PM 77 dan Pakar (Penangkar Kenari).
Ada puluhan burung di penangkaran yang berlokasi di Karya Maju, Lorong Kayu Manis 2, RT 14, Kelurahan Simpang IV Sipin, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, ini.
Dua penangkar yakni Samiaji (36) dan Ario Tamtomo (32) memanfaatkan belakang rumah milik Ario untuk penangkaran.
Di dalamnya dipenuhi kandang berbagai ukuran. Kemudian juga Kenari dengan berbagai jenis. Mulai dari lokal hingga Kenari dari luar negeri.
Kepada harian ini, Samiaji (36) mengaku mulai menggeluti ternak Kenari sejak 2015 silam. Awalnya dari hobi.
Namun, karena melihat peluang dan permintaan akan Kenari yang berkualitas semakin banyak, maka dirinya berinisiatif untuk mengembangkan hobinya menjadi lahan bisnis.
“Awal mulanya untuk senang-senang, hobi dan kepengen. Lanjut terus hingga tambah banyak sampai kayak gini,” ujar pria yang biasa disapa Jimmy ini.
Dulu penangkaran Kenari miliknya dengan nama PM 77. Namun, sejak 6 bulan terakhir join dengan Ario Tamtomo (32). Keduanya membuat nama penangkarannya PM 77 dan Pakar.
“Dulu Mas Ario ada penangkaran juga. Jadi kita saling sharing dan akhirnya kita join. Tempatnya ya disini (rumah Ario,red),” jelas warga Puri Mayang, Kota Jambi, ini.
Sementara itu, Ario menyebutkan, awalnya dia hanya punya 3 indukan dan Jimmy punya 6.
Terus dikembangkan dan sekarang memiliki 50 betina dengan berbagai jenis dan 12 ekor pejantan tangguh yang merupakan burung berprestasi.
“Yang kita utamakan adalah kualitas. Tentunya sebagai penangkar kita harus menjaga kepercayaan orang. Makanya pejantan harus berkualitas,” ujar Ario.
Bahkan, sambungnya, ada dua burung yang khusus didatangkan dari Eropa. Keduanya Kenari Yorkshire. Mereka mengeluarkan kocek yang tak sedikit. Mencapai jutaan rupiah.
“Kita pesan. Kita kan juga punya relasi untuk memesan itu. Kita percaya dan pesan, akhirnya memang datang,” bebernya.
Untuk anakan penangkarannya menghasilkan 10 sampai 15 ekor per bulan dengan jenis Lokal, AF, F1, F2 dan F3. Harganya Mulai dari Rp300 hingga Rp jutaan rupiah. Tergantung dari keturunan dan jenisnya.
Menurutnya, banyak dari hasil penangkarannya yang menjadi juara. Bahkan, ada yang juara di luar Provinsi Jambi.
Untuk pasar penjualannya selain dari Kota Jambi, juga dikirim ke Medan, Padang, Bangka dan Palembang.
Untuk memegang kepercayaan konsumen, prinsipnya yakni kejujuran. Itulah yang menjadi prinsip kedua penangkar ini.
Untuk perawatan harian, kebersihan kandang yang paling penting. Kemudian memahami karakter burung. Ini bisa dilihat dari fisik, lagu, gerak dan bulu.
“Burung sehat, rawatan juga bagus pastinya,” jelas Ario.
Kedepannya, kedua pria paruh baya ini berharap pencinta Kenari di Jambi lebih ramai. Karena burung ini unik dan perawatan mudah, suara bagus.
Selain itu, mereka juga membuat usaha pakan kenari “Pakan Tanpa Merek”. Dijual 60 ribu per Kg.
“Alhamdulillah yang pakai pakan kita, banyak yang burungnya diorbitkan menjadi juara. Banyak yang cocok. Untuk pakan harian dan lomba,” tandasnya. (pds)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Santai, Gubernur Kalteng Ajak Puluhan Wartawan ke Bioskop
Redaktur & Reporter : Soetomo