jpnn.com - JAKARTA – Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, memerkirakan setidaknya ada empat alasan kuat mengapa Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri akhirnya merestui Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo tampil sebagai calon Presiden pada pemilu 2014 mendatang.
Keempat alasan tersebut yakni, hasil survei, peta pencapresan dari partai-partai politik peserta pemilu, strategi pemenangan pemilihan legislatif (pileg), dan soliditas partai.
BACA JUGA: Berharap Mega Putuskan Jokowi Duet dengan JK
“Selama ini hasil survei dari sejumlah lembaga survei memerlihatkan dari waktu ke waktu konsisten menempatkan Jokowi sebagai tokoh yang paling berpeluang menjadi Presiden. Saya kira ini menjadi pertimbangan utama Mega untuk menunjuk Jokowi,” katanya di Jakarta, Jumat (14/3).
Sebelum menetapkan pilihan, Megawati menurut Said, diperkirakan sebelumnya juga telah membaca peta pencapresan nama-nama sejumlah tokoh yang mulai bermunculan selama ini.
BACA JUGA: Gubernur-Wagub Aceh Ajukan Cuti untuk Kampanye
Karena itu menyadari realitas politik bahwa kalau ia maju sebagai capres dan menetapkan Jokowi hanya sebagai cawapres, maka peluang untuk menang lebih kecil.
“Mega saya kira juga tahu betul bahwa untuk bisa mengusung capres sendiri, PDI-P harus memenuhi Presidential Threshold (Pres-T). Kalau PDI-P tidak bisa memenuhi persyaratan itu, maka pilihannya terpaksa harus berkoalisi,” katanya.
BACA JUGA: 99 Persen Pemasangan Alat Kampanye Menyimpang
Said melihat jika PDI-P tidak mencapreskan Jokowi, implikasinya bisa saja suara PDIP tidak memenuhi PT. Karena itu mereka terpaksa harus berkoalisi. Namun kalau pada kenyataan di lapangan nantinya sebelas parpol lain bersekongkol menolak berkoalisi, maka PDI-P gagal mencalonkan kadernya sebagai capres.
“Faktor inilah yang dikhawatirkan oleh PDI-P. Jadi pencapresan Jokowi ini adalah untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan munculnya skenario itu,” katanya.
Alasan lain, Said menilai penetapan Jokowi sebagai capres dapat menjawab masalah soliditas di tubuh PDIP yang dikhawatirkan akan pecah. Menurutnya, selama ini sudah menjadi rahasia umum muncul faksi-faksi di tubuh PDI-P. Ada kelompok yang bersikeras agar Mega atau trah Soekarno-lah yang harus menjadi Capres PDI-P, namun di sisi lalin ada pula kelompok yang menginginkan Jokowi.
“Karena itu agar tidak terjadi pergolakan yang terus menerus di internal partai yang bisa mengganggu strategi pemenangan pemilihan legislatif, maka Mega merasa perlu untuk segera mengambil sikap sebelum Pileg,” katanya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pastikan Parpol Pelanggar Aturan Iklan Kampanye Disanksi
Redaktur : Tim Redaksi