jpnn.com - SIMEULUE - Antoni (30), warga Desa Suak Buluh, Kecamatan Simeulue Timur, sempat hilang dan tersesat selama 17 jam, di kawasan hutan Pegunungan Teupah Selatan.
Antoni sempat dinyatakan hilang, setelah pihak keluarganya lapor ke warga sekitar, selepas shalat tarawih, Jumat (11/7), sekitar pukul 22:00 wib.
BACA JUGA: Lebaran, KAI Sediakan 1.600 Tiket Tambahan
Pencarian segera dilakukan ke lokasi tempat biasa untuk mencari dan menangkap burung.
Pagi, Sabtu (12/7), warga dan bersama tim SAR Simeulue, kembali melakukan pencarian terhadap pencari burung tersebut, hingga radius 4 kilometer dari tempat kendaraan roda dua nopol Bl 3416 SN, diparkir di areal lokasi pabrik kebun kelapa sawit milik PDKS.
BACA JUGA: Mudik, Ekstra Waspada di 33 Titik Jalan Ini
Upaya pencarian dilakukan warga dan tim SAR dibenarkan Ketua Satgas SAR Simeulue, Asdarmansyah, yang ditemui Rakyat Aceh, Sabtu (12/7).
"Kita mendapat laporan dari warga, karena ada pencari burung yang hilang di hutan, sejak semalam, dan langsung kita turun bersama warga untuk melakukan pencarian", kata Asdarmansyah.
BACA JUGA: Malam Purnama, Bali Gelap Gulita
Namun upaya pencarian tersebut, yang melibatkan puluhan pria dewasa, dan orang pintar itu, belum membuahkan hasil.
Beberapa waktu kemudian tim pencari mendapat informasi bahwa Antoni telah sampai di rumahnya dengan selamat, setelah semalaman hingga Sabtu (12/7), menelusuri hutan.
Beruntung ayah dua anak itu mendengar suara mesin chainsaw, milik pembelah kayu yang sedang bekerja dan terpaut belasan kilometer dari lokasi tempat parkir kanderaannya.
Dia mengaku tersesat, dan tidak mengetahui jalan pulang, karena telah gelap dan semakin jauh masuk kedalam hutan. "Saya tersesat, terus berjalan, dan pada malam harinya saya tidur di atas pohon, saya mendengar ada suara mesin gergaji kayu, langsung saya ke sana,” kata Antoni.
Antoni, setelah bertemu dengan tukang gergaji kayu tersebut, meminta bantuan menggunakan telepon, untuk menghubungi keluarganya, dan dia juga meminta supaya tim pencari untuk menghentikan pencariannya.
Amatan Rakyat Aceh (Grup JPNN), kondisi Antoni dalam keadaan lemas dan trauma, disebabkan selama dalam perjalanan siang dan malam di tengah hutan, banyak mendengar suara-suara yang aneh bahkan suara yang menyerupai suara drum band.
"Banyak sekali suara aneh dan tidak mungkin ada di dalam hutan, seperti suara drum band. Seolah-olah di sana ada keramaian, saya tahu itu perbutan hantu gunung mau menarik perhatian saya agar masuk ke dalam hutan yang lebih jauh," imbuh Antoni. (mag-52)
BACA ARTIKEL LAINNYA... HTI: Selamatkan Palestina!
Redaktur : Tim Redaksi