jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan mengaku bangga karena Presiden Joko Widodo menjadi imam salat zuhur dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Taufik tidak ingin menghakimi bahwa apa yang dilakukan Joko Widodo itu merupakan pencitraan.
BACA JUGA: Jokowi Imami Salat di Afghanistan, Ini Kata Fadli dan Fahri
"Kalau pencitraan atau tidak, itu urusan Allah. Kalau saya nanti menghakimi, saya berarti melebihi Malaikat Munkar Nakir nanti. Saya manusia biasa," kata Taufik di gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/1).
"Masalah pencitraan atau tidak, itu urusan Pak Jokowi dan Allah yang tahu. Tapi (Jokowi menjadi imam) itu jadi sesuatu kami banggakan," tambah Taufik.
BACA JUGA: Pak Jokowi jadi Imam di Afghanistan, Lihat Videonya
Sebagai rakyat Indonesia, Taufik mengapresiasi dan bangga begitu mendengar informasi Jokowi menjadi imam salat zuhur di Afghanistan.
"Artinya, terlepas lepas dari apa pun, paling tidak itu cerminan bahwa Indonesia sebagai negara muslim yang alhamdulillah relatif aman," ujar wakil ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
BACA JUGA: Ketua MPR Bersyukur Jokowi jadi Imam Presiden Afghanistan
Meskipun ada dinamika politik di Indonesia, lanjut Taufik, itu adalah hal biasa.
Yang jelas pandangan internasional bisa dengan diwakili situasi yang cukup membuat suasana keumatan itu lebih tenang.
Secara dunia internasional, Taufik menilai Jokowi mampu menyampaikan komunikasi tidak hanya verbal, tapi secara realitas.
"Dia mampu dan bisa menjadi imam pada saat melaksanakan salat wajib di Afghanistan yang relatif negaranya masih penuh dinamika dan ketidakstabilan politik," ujarnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ISIS dan Taliban Bergantian Meneror Kabul
Redaktur & Reporter : Boy