jpnn.com - LHOKSEUMAWE – Polisi berhasil menembak mati dua pelaku penculikan Kamal Bahri, Sekretaris Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Aceh.
Barmawi dan Ismuharuddin warga Nisam Antara, Aceh Utara, tewas saat kontak tembak dengan tim gabungan Polda Aceh di Geureugok, Kabupaten Bireuen, Senin (1/2) sekira pukul 11.15 WIB. Jasad keduanya langsung dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Cut Meutia Aceh Utara.
BACA JUGA: Konjen Filipina dan Polda Malut Sepakati 3 Poin Kerja sama
Barmawi, Ismuharuddin, dan dua rekan lainnya sebelumnya menerima uang Rp700 juta di kawasan ramai TMT Lhokseumawe. Mereka langsung melepas Kamal Bahr yang telah mereka culik sejak 28 Januari lalu di Banda Aceh. Secepatnya mereka melaju dengan Avanza BK 128. Arah yang mereka pilih adalah jalur ke Banda Aceh.
Pergerakan para penculik ini sebenarnya telah terpantau oleh Kepolisian. Tim gabungan dari Polda Aceh, Polresta Banda Aceh, dan Polres Lhokseumawe. Dibantu pasukan Brimob, mereka terus mengikuti. Kejar-kejaran dengan 40 personel kepolisian itupun tak terhindar.
BACA JUGA: Pengusaha Walet Tewas Mengenaskan
“Awalnya, kita mau sergap pelaku di depan TMT Lhokseumawe, tapi karena ramai orang di jalan sehingga tidak jadi,” jelas Direktur Reskrim Umum Polda Aceh, Kombes Pol Nurfalah, yang memimpin pasukan tersebut.
Tiba di perbatasan Aceh Utara-Kabupaten Bireuen, mobil pelaku berusaha untuk balik arah ke Lhokseumawe lagi, tepatnya di kawasan Geureugok, Bireuen. Namun, mobil itu menabrak sepeda motor dan mobil warga.
BACA JUGA: Pengakuan Gay, Terjerumus Karena Sering Disakiti Pacar
Tak pelak, mobil itu dalam kondisi terjepit. Melihat keadaan tersebut, pihak kepolisan langsung berusaha menyergap. Namun, pelaku yang terdiri dari empat orang itu melakukan perlawanan. Mereka menembaki mobil polisi.
Kontak tembak pun tidak dapat dielakkan lagi. Setidaknya jual peluru terjadi selama 15 menit. Warga sekitar pun langsung tiarap guna menghindari peluru nyasar.
“Pelaku menggunakan senjata laras panjang yaitu satu pucuk SS1, satu pucuk AK-47 dan satu pucuk pistol jenis FN,” ucap Kombes Pol Nurfalah.
Barmawi dan Ismuharuddin langsung tewas di tempat. Keduanya dilarikan ke Rumah Sakit Umum Cut Meutia Lhokseumawe dan ditempatkan di kamar jenazah. Setelah otopsi, kedua mayat akan diserahkan kepada pihak keluarga di Nisam Antara, Aceh Utara.
Sementara dua lainnya hingga kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Saat kejadian keduanya berhasil lari ke perbukitan Aceh Utara.
“Kedua tersangka yang sudah menjadi DPO itu, namanya masih kita rahasiakan dan satu orang di antaranya menggunakan satu pucuk senjata AK-47 dan terus dilakukan pengejaran,” jelas Kombes Pol Nurfalah.
Drama pembebasan berdarah ini bermula dari penculikan dilakukan pelaku pada 28 Januari 2016 lalu. Kamal Bahri diculik di kawasan Simpang Surabaya Banda Aceh, 300 meter dari kediamannya. Saat diculik Kamal Bahri baru pulang kerja.
Kepada polisi Kamal Bahri mengaku diculik oleh pihak yang tidak puas karena tidak kebagian proyek. Kombes Pol Nurfalah menambahkan, pelaku sempat minta uang tebusan kepada keluarganya.
“Awalnya, pelaku meminta tebusan kepada keluarga korban sekitar Rp1 miliar. Setelah kita koordinasi dan menenuhi permintaan pelaku sebesar Rp700 juta. Akhirnya, mereka setujui untuk berjumpa dengan pelaku,” terang Nurfalah.
Polisi mengamankan barang bukti satu pucuk senjata SS1 dan satu pucuk pistol jenis FN bersama 4 magazin penuh dengan peluru. Kemudian, barang bukti uang Rp700 juta yang sebelumnya dilakukan transaksi juga diamankan.
Pihaknya juga menduga Ismuharuddin yang tewas dalam kontak tembak itu merupakan napi yang kabur dari Tanjung Gusta Medan. Pelaku sudah lama melarikan diri dan terlibat dalam kasus pencurian dan perampokan. (arm/rah/va/rbb/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polres Mimika Didemo Kerukunan Sulawesi Selatan
Redaktur : Tim Redaksi