Pendakwah dengan 1.000 Pacar, Harun Yahya Rekrut Wanita Muda Lewat Praktik Cuci Otak

Selasa, 12 Januari 2021 – 14:53 WIB
Adnan Oktar alias Harun Yahya bersama para kittens. Foto: Hurriyet

jpnn.com, ISTANBUL - Adnan Oktar yang di Indonesia dikenal dengan nama pena Harun Yahya, dinyatakan bersalah atas belasan tindak pidana oleh Pengadilan Istanbul, Turki.

Penulis buku Atlas Penciptaan itu divonis hukuman 1.075 tahun penjara pada Senin (11/1) kemarin.

BACA JUGA: Pendakwah Para Kittens, Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun Penjara

Pria berusia 64 tahun itu adalah televangelis, penulis buku-buku Islam, dan pendakwah asal Turki yang kontroversial.

Kasus-kasus yang menjerat pria berusia 64 tahun itu mulai dari skandal seks hingga perekrutan perkumpulan miliknya melalui praktik mencuci otak wanita-wanita cantik.

BACA JUGA: Harun Yahya Ternyata Pemerkosa, Ini Sederet Tindak Kriminalnya

Jaksa penuntut menyebut Harun Yahya merupakan pemimpin kultus yang dianggap sebagai organisasi kriminal.

Melansir Daily Mail, jaksa penuntut menyebut organisasi yang dipimpin Harun Yahya terlibat dalam skema perekrutan sejak akhir tahun 1990-an.

BACA JUGA: Menkominfo Minta WhatsApp Patuhi Aturan di Indonesia

Pada praktiknya, organisasi itu disebut mencuci otak wanita-wanita muda yang bergabung dengan kelompok mereka.

"Organisasi tersebut menggunakan anggota-anggotanya yang tampan untuk menipu para gadis dan wanita muda. Anggota tersebut memperkosa atau melecehkan wanita-wanita secara seksual dan diperas terlebih dahulu oleh para anggota yang berpura-pura bahwa hubungan mereka terekam dalam video," sebut jaksa Turki dalam dakwaannya.

"Mereka juga dicuci otak dengan dalih ajaran agama."

Dalam dakwaan setebal 499 halaman, jaksa penuntut menyebut Harun Yahya lebih dari seorang pria yang memberikan ceramah bertele-tele tentang agama dan teori konspirasi sambil dikelilingi pria dan wanita muda berpakaian seksi dengan riasan tebal.

Pada Desember 2020, Harun Yahya mengklaim punya hampir 1.000 pacar, dan para wanita seksi yang mengelilinginya itu dijuluki "Kittens" (anak-anak kucing). (rdo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler