jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bobby Adhityo Rizaldi berharap publik memahami secara utuh pernyataan Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Dudung Abdurachman yang menyebut semua agama benar di mata Tuhan.
Sebab, kata dia, ketika pernyataan Letjen Dudung dipahami secara utuh maka tidak akan terjadi polemik di publik. Toh, pernyataan tersebut konteksnya untuk mengajak prajurit TNI bijak bermedia sosial.
BACA JUGA: PA 212 Menanggapi Letjen Dudung soal Semua Agama Benar di Mata Tuhan
"Ya, kalau dilihat konteks pernyataan secara utuh, bukan potongan dari kutipan, sebenarnya biasa saja, maksudnya agar prajurit bijak bermedia sosial dan saling menghormati keyakinan masyarakat lain yang berbeda," kata Bobby melalui layanan pesan, Kamis (16/9).
Bobby pun menyebut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sudah mendukung pernyataan Dudung, sehingga publik tidak perlu berpolemik lebih lanjut atas ucapan eks Pangdam Jaya itu.
BACA JUGA: Letjen Dudung: Saya Ini Panglima Kostrad, Bukan Ulama
"Ini juga sudah didukung menteri agama bahwa fanatisme agama itu untuk diri sendiri. Prajurit diminta menjadi bagian dari yang memelihara kerukunan beragama, bukan menjadi sumber kegaduhan di media sosial dalam konteks keyakinan beragama," tutur legislator fraksi Partai Golkar itu.
Letjen Dudung sebelumnya memberikan penjelasan atas ucapannya yang menyebut semua agama itu benar di mata Tuhan, yang disampaikan saat menghadiri acara di Markas Yonzipur 9/Para, Divif 1 Kostrad, Bandung, Senin (13/9).
BACA JUGA: Penegasan 2 Pejabat BKN soal Afirmasi PPPK Guru 2021, Honorer Mungkin Kaget
Belakangan ucapan tersebut menuai komentar dari beberapa pihak, satu di antaranya dari pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Letjen Dudung menegaskan bahwa dirinya sebagai Pangkostrad perlu mengatakan semua agama benar, di hadapan prajuritnya. Sebab, eks Pangdam Jaya itu memiliki prajurit yang berasal dari berbagai pemeluk agama.
"Saya ini Panglima Kostrad, bukan ulama. Jika ulama mengatakan bahwa semua agama itu benar, berarti ia ulama yang salah," kata Dudung dalam keterangan persnya, Kamis (16/9).
Jenderal bintang tiga itu mengaku tidak mau prajurit di Kostrad terjebak dalam fanatisme berlebihan sehingga dirinya berucap tentang semua agama benar.
"Saya ingin anak buah saya jangan sampai terpengaruh dengan pihak luar di dalam beribadah. Hal ini agar tidak menimbulkan fanatisme yang berlebihan. Kemudian menganggap agama tertentu paling benar. Sementara agama lainnya, salah," beber Dudung.
Toh, kata Dudung, ucapannya tentang semua agama benar berkaitan dengan kebangsaan. Diharapkan prajurit di Kostrad bisa menjaga toleransi antarumat beragama.
"Semata-mata untuk menjaga toleransi antarumat beragama. Sekaligus menciptakan kerukunan antarumat beragama demi soliditas anggota Kostrad," tutur dia.
Menurut Dudung, masing-masing pemeluk pasti meyakini agamanya benar dan diterima Tuhan. Berangkat dari situ, alumnus Akademi Militer 1988 itu bisa menyimpulkan semua agama benar.
"Oleh karena itulah, bisa disimpulkan dari masing-masing agama, bahwa semua agama di hadapan Tuhan, semua benar," pungkas pria kelahiran Bandung itu. (ast/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Soetomo
Reporter : Aristo Setiawan