jpnn.com, JAKARTA - Mahfud MD menilai bahwa secara hukum mengajak orang untuk golput bukan masalah. Yang melanggar itu bila menghalang-halangi atau mengintimidasi orang untuk tidak memilih.
Mantan menteri pertahana itu menjelaskan, memilih itu merupakan hak dan golput juga merupakan hak. Tapi, secara politik diharapkan tidak ada golput.
BACA JUGA: Jokowi: Berlibur Silakan, Tapi Jangan Sampai Golput
Karena bagaimanapun kondisinya, negara ini harus melahirkan pemimpin dan wakil rakyat. ”Golput mengurangi legitimasi pemilu, tapi tidak legalitasnya,” ujarnya.
Mengajak seseorang untuk golput juga tidak bisa dipidana. Berbeda dengan menghalang-halangi. ”Kalau mengajak kan ayo tidak perlu memilih. Tapi, kalau menghalangi itu seperti jangan memilih, atau kamu aku krangkeng (penjara),” tuturnya.
BACA JUGA: Pernyataan Wiranto Bikin Golput Makin Subur
BACA JUGA: Jatah Menteri Sudah Dibagi, Koalisi Prabowo Makin Solid
Bila hanya mengajak golput tentunya tidak ada pasal yang bisa digunakan. Namun, tentunya golput ini justru harus diajak untuk memilih ”Sebagai tanggungjawab moral, negara ini milik kita bersama,” ujarnya.
BACA JUGA: Jangan Golput, Coblos Saja Duet Putih untuk Fastabiqul Khairat
Prinsipnya, pemilu itu tidak akan melahirkan pemimpin dan wakil rakyat yang ideal. Namun, melahirkan pemimpin dan wakil rakyat yang relative lebih baik. ”dari yang satunya kurang baik, menjadi lebih baik. Kan gitu,” jelasnya.
Menurutnya, masyarakat perlu memahami perbedaan golput zaman orde baru dan sekarang. Saat orde baru, golput itu tidak ada ruginya. ”Sebab, pemilu digelar dengan tidak fair. Suara sudah dibagi sedemikian rupa, dikavling, ini harus kecil dan ini harus besar. sudah banyak penelitian soal itu,” tuturnya.
Pemilu saat ini, lanjutnya, diselenggarakan oleh masyarakat sendiri. Kalau ada kecurangan-kecurangan itu antar peserta yang terjadi. ”Bukan seperti dulu yang curang itu pemerintahnya,” terang guru besar hukum tata negara tersebut.
BACA JUGA: Gagal Kampanye di Dalam Stadion Pakansari, Prabowo Sindir Bupati Ade Yasin
Karena itu, kalau golput itu sekarang merugi. Sebab, tidak bisa memilik pemimpin dan wakil rakyat yang lebih baik. ”Itu kerugiannya, bisa jadi karena golput yang kurang baik memimpin,” paparnya. (idr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembelaan Prof Mahfud untuk Polri dari Tudingan Pendukung Prabowo - Sandi
Redaktur & Reporter : Soetomo