Pendapatan Mitratel Bakal Meningkat di Era 5G

Kamis, 11 November 2021 – 21:31 WIB
Salah satu menara telekomunikasi yang dikelola oleh Mitratel. Foto dok Mitratel

jpnn.com, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) berpeluang memacu pendapatan lantaran permintaan operator telekomunikasi terhadap menara telekomunikasi bakal meningkat di era 5G.

Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) ini mengelola menara telekomunikasi lebih dari 28 ribu unit yang tersebar di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Naysilla Mirdad Segera Menikah dan jadi Mualaf?

Jumlah Menara telekomunikasi akan ditambah seiring dengan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham Mitratel dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 29,85 persen saham kepada publik.

Dana IPO ini antara lain dialokasikan Mitratel untuk membeli tower sebanyak 6.000 unit. 

BACA JUGA: Investasi Telkom Group di Perusahaan Rintisan Makin Moncer

Research Analyst PT Indopremier Sekuritas Hans Tantio mengatakan kebutuhan Menara telekomunikasi berspektrum tinggi diprediksi meningkat di era 5G, sehingga Mitratel berpotensi meningkatkan kinerja bisnis di masa mendatang.

“Kebutuhan tower dan spektrum tinggi akan meningkat, peluang bisnis untuk perusahaan penyedia tower komunikasi seperti Mitratel,” ujar Hans di Jakarta, Kamis (9/11). 

BACA JUGA: Menko Airlangga Ingin Indonesia Bisa Swasembada Kendaraan Bermotor dan Teknologinya

Hans berpendapat cakupan dan ketersediaan tower telekomunikasi Mitratel itu menjangkau wilayah di luar Pulau Jawa.

“Ketersediaan tower Mitratel di luar Pulau Jawa merupakan unique selling point yang membedakan Mitratel dengan kompetitornya. Saya meyakini kinerja fundamental Mitratel akan bertumbuh di era 5G,” ucap Hans. 

Mitratel pada 2020 membukukan pendapatan senilai Rp 6,18 triliun, meningkat 16,16% dari 2019 sebesar Rp 5,32 triliun. Tren ini berlanjut pada 2021.

Pada semester I/2021, pendapatan  senilai Rp 3,22 triliun atau meningkat sebesar 10,65% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,91 triliun.

Pada Juni 2021 ini, perseroan mengantongi laba bersih senilai Rp 700,7 miliar. Realisasi laba bersih ini melonjak sebesar 356% dari Rp 153,7 miliar pada semester I/2020.

Hans mencermati konsolidasi bisnis operator telekomunikasi akan berdampak positif terhadap permintaan menara telekomunikasi ke depannya.

“Tidak tersedia lagi spectrum, sehingga operator telekomunikasi akan menyewa menara telekomunikasi. Tren konsolidasi bisnis para operator akan berefek domino terhadap kinerja fundamental Mitratel di masa mendatang,” imbuh Hans.

Rencana IPO Mitratel tidak hanya menjadi momentum emas untuk investor berinvestasi di saham ini, tetapi juga merupakan salah satu penataan portofolio yang dilakukan TelkomGroup untuk mengoptimalkan value creation dari Mitratel sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi stakeholder.

Perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT Mandiri Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas.

Mitratel yang disebut-sebut berpotensi sebagai salah satu raja menara di tanah air, akan memakai dana IPO antara lain sekitar 90% untuk belanja modal dan sisanya modal kerja.

Rinciannya, untuk belanja modal itu antara lain sekitar 44% digunakan untuk belanja modal organik antara lain mengembangkan dan memperluas hubungan dengan pelanggan melalui penambahan penyewa kolokasi yang mencakup berbagai pengeluaran terkait dengan penguatan dan penambahan menara. 

Adapun, roadshow dan penawaran awal (bookbuilding) saham Mitratel dijadwalkan pada 26 Oktober – 4 November 2021.

Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 12 November 2021.

Setelah diperolehnya pernyataan efektif dari OJK, penawaran umum akan dilaksanakan pada 16-18 November 2021 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler