jpnn.com, JAKARTA - PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (Saraswanti) masih mampu bertahan di kala pandemi.
Hal ini terbukti dari meningkatnya pendapatan Saraswanti yang merupakan produsen pupuk NPK (nitrogen, phospat, dan kalium) untuk segmen nonsubsidi.
BACA JUGA: Kuartal I 2021, Laba Pupuk Indonesia Capai Rp929 Miliar
“Bahkan, kami tidak melakukan pemutusan hubungan kerja,” ujar Direktur Utama PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk Yahya Taufik, dalam siaran pers, Senin (10/5).
Sepanjang Januari-Maret 2021, emiten berkode saham SAMF itu mengantongi pendapatan mencapai Rp296,72 miliar atau tumbuh 14,03% dibandingkan periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp260,22 miliar.
BACA JUGA: Tak Bisa Mudik, Ekoda Rilis Single Ku Ingat Dia
“Perseroan optimistis pendapatan akan meningkat pada semester kedua tahun ini,” tutur Yahya.
Optimisme itu, seiring dengan membaiknya permintaan terhadap hasil perkebunan sawit.
BACA JUGA: Trafik Truk Logistik dari Jawa ke Sumatera Naik 24 Persen, Bagaimana dengan Penumpang?
Serta membaiknya harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) praktis meningkatkan aktifitas di perkebunan sawit.
“Peningkatan harga CPO dan meningkatnya aktifitas perkebunan sawit mendorong permintaan pupuk NPK juga meningkat. Ujungnya, penjualan pupuk kami pun ikut terdongkrak,” terangnya.
Optimisme itu selaras dengan Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) yang memperkirakan harga CPO akan berkisar USD 850-900 per ton pada 2021.
“Saat ini, harga CPO membaik. Di catatan kami posisi harga ada di angka Rp11 ribu per kilogram. Karena itu, gairah petani untuk pemupukan menjadi tinggi sehingga ini tentu saja membuat kami optimistis pada 2021,” ujar Yahya.
Pada 2020, dari hasil melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Saraswanti menggenjot belanja modal (capital expenditure/capex) untuk peningkatan kapasitas pabrik di medan 2 sebesar 80.000 ton/tahun dan pabrik di Sampit sebesar 80.000 ton/tahun.
Pascapenambahan itu total kapasitas meningkat dari 440 ribu ton/tahun menjadi 600 ribu ton/tahun yang telah efektif operasional pada triwulan 3 dan 4 pada 2020.
“Peningkatan kapasitas itu menambah optimisme perseroan untuk meningkatkan penjualan pada tahun 2021,” tutur Yahya.
Optimisme membukukan kinerja kinclong pada 2021 merujuk pada kinerja keuangan Saraswanti 2020 yang cukup moncer.
Bahkan pada 2020, Saraswanti membagikan dividen tahun buku 2019 sebesar Rp52,78 miliar, di mana pada 2019 laba bersih Saraswanti tercatat sebesar Rp86,83 miliar.
Laba bersih Saraswanti pada 2020 tercatat melonjak 36 persen dibandingkan 2019, yakni menjadi Rp 118 miliar.
Hal itu seiring dengan penjualan yang bertumbuh 10% dari Rp1,28 triliun menjadi Rp1,40 triliun pada 2020.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nangis Ingat Istri mau Melahirkan, Sapri: Saya Enggak Punya Siapa-siapa
Redaktur & Reporter : Yessy