Pendapatan Tidak Stabil Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung?

Selasa, 22 Januari 2019 – 22:50 WIB
Penyakit jantung. ILUSTRASI. Foto: Laman MSN

jpnn.com - Anda tentu tahu penyebab penyakit jantung, bisa dari makanan, gaya hidup yang tak sehat, sampai jarang berolahraga. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa risiko penyakit jantung bisa disebabkan oleh pendapatan yang tidak stabil? Mungkin mengejutkan, tapi ini memang benar.

Banyak orang mengharapkan bahwa pendapatan mereka akan meningkat seiring usia sampai mereka pensiun. Hanya saja, ini tidak selalu terjadi.

BACA JUGA: 10 Makanan yang baik Untuk Penderita Jantung

Faktanya, banyak faktor yang memengaruhi pendapatan tidak naik, entah karena faktor ekonomi global atau kinerja orang itu sendiri.

Ketika penghasilan seseorang berfluktuasi, hal ini bisa mengubah banyak hal dalam hidup mereka, mulai dari kesehatan mental hingga pola makan. Faktor-faktor inilah yang mengakibatkan masalah kesehatan yang berpotensi serius.

BACA JUGA: Tingkat Stres Yang Tinggi Menyebabkan Otak Menyusut?

Meningkatkan risiko penyakit jantung

Dilansir Medical News Today, sebuah studi baru menunjukkan bahwa pendapatan pribadi seseorang berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kematian. Hal yang paling mengejutkan adalah, kondisi ini bisa terjadi pada orang yang relatif masih muda.

BACA JUGA: Jarang Melakukan Cardio Akan Lebih Mematikan Dibanding Perokok?

Studi tersebut menganalisis data dari penelitian Coronary Artery Risk Development in Young Adults (CARDIA) yang menelaah ribuan orang yang tinggal di empat kota di AS. Partisipan berusia 23-35 tahun pada 1990 ketika studi tersebut dimulai.

Para peneliti mengumpulkan data mengenai perubahan pendapatan dari 1990 hingga 2005. Mereka mengukur volatilitas pendapatan dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya. Kemudian, mereka melacak jumlah partisipan yang mengalami kejadian kardiovaskular, baik yang fatal maupun yang tidak fatal. Dipantau juga kasus meninggal karena sebab apa pun pada rentang waktu 2005-2015.

Tercatat, ada 106 kejadian yang berkaitan dengan kardiovaskular dan 164 kematian. Tak lupa, tim peneliti memperhitungkan faktor-faktor seperti risiko jantung yang sudah ada sebelumnya dan latar belakang sosiodemografi. Hasilnya, naik dan turunnya pendapatan pribadi dikaitkan dengan risiko kematian dan penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi dalam satu dekade terakhir. Terlebih setelah krisis ekonomi menghantam Amerika Serikat.

Ada beberapa orang yang lebih mungkin mengalami tingkat pendapatan yang tidak stabil. Orang-orang yang dimaksud adalah wanita, orang Afrika-Amerika, orang yang menganggur, orang yang tidak menikah, orang yang merokok, orang yang jenjang pendidikannya kurang, dan orang dengan tanda-tanda depresi.

Mengapa pendapatan tidak stabil sangat berbahaya?

Penulis utama studi Tali Elfassy, ??Ph.D., dari University of Miami Miller School of Medicine di Florida, mengatakan bahwa tingkat pendapatan yang berubah-ubah dapat menghadirkan ancaman kesehatan masyarakat yang meningkat.

"Walaupun bersifat observasional, hasil penelitian kami menyoroti bahwa perubahan negatif dalam pendapatan dapat merusak kesehatan jantung dan berkontribusi pada kematian dini," tegas Elfassy.

Tidak jelas mengapa fluktuasi pendapatan dapat meningkatkan risiko masalah kardiovaskular, kematian, atau keduanya. Bisa jadi karena tingkat pendapatan yang tidak stabil memicu seseorang untuk melakukan perilaku yang tidak sehat, seperti konsumsi alkohol yang berlebihan, kurang olahraga, stres, dan tekanan darah tinggi. Itu semua menjadi pemicu penyakit jantung.

Jadi, penelitian awal ini hanya sebagai gambaran bagaimana tingkat pendapatan pribadi seseorang - terutama yang tidak stabil - sangat memengaruhi kesehatan jantung dan bahkan memicu penyakit jantung. Para peneliti berharap bahwa ilmuwan lainnya akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami penyebabnya lebih dalam.(RS/RVS/klikdokter)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lakukan Aktivitas Ringan Selama 20 Menit Baik Bagi Pasien Jantung


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler