jpnn.com - Kanker serviks atau kanker leher rahim masih menjadi masalah kesehatan yang mengancam wanita di dunia. Pada 2018, penyakit tersebut menempati urutan ke-4 sebagai jenis kanker yang paling banyak dialami wanita di seluruh dunia.
Di Indonesia, terdapat 32.469 kasus baru kanker serviks pada 2018. Kondisi ini membuat kanker serviks terus duduk di posisi ke-2 sebagai penyakit kanker yang paling sering terjadi pada wanita di Indonesia.
BACA JUGA: Konsumsi Vitamin Saat Hamil Turunkan Risiko Autisme pada Anak?
Kanker serviks terjadi akibat adanya infeksi Human papillomavirus (HPV). Penyakit ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan wanita secara menyeluruh.
Pada usia subur, kanker serviks dapat memengaruhi kemampuan seksual dan reproduksi bagi penderitanya. Pasalnya, kanker serviks berhubungan erat dengan sistem reproduksi wanita. Semakin parah kondisi kanker serviks, semakin besar pula pengaruhnya pada kesuburan wanita.
BACA JUGA: Tidak Sadar Masih Hamil, Arifa Dua Kali Melahirkan dalam Sebulan
Pada stadium lanjut, kanker serviks dapat menyebabkan kerusakan permanen ovarium (indung telur) sekaligus sel telur yang berada di dalamnya. Sehingga, bisa menghambat proses terjadinya kehamilan.
Di samping itu, beberapa terapi kanker serviks sebenarnya juga berpotensi menyebabkan hambatan untuk proses kehamilan, seperti operasi pengangkatan rahim (histerektomi), kemoterapi, dan radioterapi. Perlu diketahui bahwa kemoterapi dan radioterapi juga dapat menurunkan kualitas sel telur.
BACA JUGA: Alergi, Bisakah Dicegah Sejak Anak Masih dalam Kandungan?
Kondisi-kondisi tersebut begitu mengkhawatirkan, terutama bagi wanita yang masih ingin memiliki keturunan. Apalagi, sistem reproduksi wanita merupakan suatu kesatuan yang kompleks.
Apakah tetap bisa hamil?
Faktanya, terdapat beberapa survivor kanker serviks yang tetap bisa hamil dan memiliki keturunan. Bahkan, menurut Department of Obstetrics & Gynecology, University of Toronto, untuk kasus kanker serviks stadium awal yang mendapat terapi minimal invasive surgery, penderitanya tetap memiliki kemungkinan untuk hamil.
Senada dengan itu, hasil sebuah penelitian menemukan, dari seluruh jumlah 1238 pasien kanker serviks stadium awal yang melakukan operasi konservatif dengan metode fertility sparing surgery, sebanyak 469 pasien bisa hamil dengan 67% di antaranya melahirkan bayi hidup.
Dengan mempertimbangkan kemungkinan untuk hamil, terdapat beberapa jenis operasi yang bisa dilakukan penderita kanker serviks stadium awal, yaitu:
1. Cone biopsy dan LLTEZ
Cone biopsy dan large loop excision of the transformation zone (LLTEZ) merupakan tindakan pengambilan sebagian jaringan abnormal pada serviks. Tindakan tersebut membuat orang yang melakukannya tetap memiliki kemungkinan untuk hamil, meski tak menutup kemungkinan untuk melahirkan secara prematur atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah.
2. Trachelectomy
Trachelectomy merupakan tindakan pengangkatan serviks tanpa mengganggu posisi rahim. Terdapat 2 jenis trachelectomy yang dapat dilakukan, yaitu radikal dan sederhana.
Melalui tindakan radical trachelectomy, sebagian besar bagian serviks dan bagian atas vagina akan diangkat. Setelah tindakan tersebut dilakukan, terdapat risiko keguguran dan kelahiran prematur pada kehamilan selanjutnya.
Sedangkan, pada trachelectomy sederhana hanya mengangkat jaringan serviks saja.
Pada beberapa kasus, kehamilan pada penderita kanker servis dapat diupayakan dengan teknologi reproduksi berbantu, seperti program bayi tabung.
Namun, sebelum melakukannya, perlu dipastikan bahwa kondisi rahim wanita dapat menerima hasil pembuahan (embrio).
Kesimpulan yang bisa ditarik, terdapat sebagian wanita dengan kanker serviks yang tetap bisa hamil. Namun, perlu Anda ketahui bahwa kemungkinan untuk hamil bagi setiap penderita kanker serviks dipengaruhi oleh tingkat keparahan (stadium) dan terapi yang dipilih. Jadi, jangan sungkan untuk berkonsultasi lebih lanjut pada dokter untuk memastikan segalanya demi kesehatan Anda, ya.(NB/ RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Mengatasi Ambeien Saat Hamil
Redaktur & Reporter : Yessy