jpnn.com - JAKARTA - Upaya pemerintah menggenjot keberadaan sekolah inklusi sejak 2009 lalu, tidak dibarengi dengan pembinaan guru yang bagus. Inclusive Education Specialist Plan International Indonesia Ignatius Dharta mengatakan, saat ini kualitas guru yang mengajar siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi belum baik.
Dia mengatakan meningkatnya pertumbuhan sekolah inklusi dipicu dari penerbitan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Pemendiknas) 70/2009. Aturan ini menuntut pendirian sekolah inklusi di setiap kabupaten dan kota di Indonesia. Tetapi kenyataannya, Dharta menilai keberadaan sekolah inklusi masih belum merata di Indonesia.
"Jadi sekarang tugas pemerintah adalah menggencarkan terus pendirikan sekolah inklusi dan perbaikan kualitas guru-gurunya," kata dia.
BACA JUGA: Seleksi Penerima Beasiswa Digelar Februari-Mei 2014
Dharta mengatakan upaya pemerintah memperbanyak sekolah inklusi itu harus diapresiasi. Sebab menurutnya sekolah siswa umum maupun yang berkebutuhan khusus tidak baik jika dipisah.
Khusus untuk peningkatan kualitas guru di sekolah inklusi, bisa dilakukan secara beratahap melalui pelatihan-pelatihan. Menurutnya meskipun berada dalam satu kelas yang sama, perlu strategi belajar-mengajar ekstra untuk anak berkebutuhan khusus.
BACA JUGA: Takut Atap Runtuh, Siswa Belajar di Luar Kelas
Meskipun seorang guru jago terhadap materi pelajaran tertentu, tetap harus mengikuti pelatihan untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus itu.
Menurutnya saat ini merupakan momentum yang tepat untuk memperbaiki kualitas guru di sekolah inklusi. Apalagi sekarang para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, sudah lebih terbuka.
"Dulu mereka cenderung menyembunyikan anak-anaknya di dalam rumah. Tetapi sekarang lebih terbuka, dan mau menyekolahkan," paparnya.
Dharta mengatakan jangan sampai geliat positif dari para orangtua dengan anak berkebutuhan khusus itu diabaikan oleh pemerintah. "Pemerintah juga harus memetakan daerah-daerah mana saja yang kekurangan unit sekolah inklusi," papar dia. (wan)
BACA JUGA: Belum Diteken Atut, BOS Rp 1,046 T Belum Cair
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beasiswa Dikti Didominasi Dosen PTS
Redaktur : Tim Redaksi