Pendidikan Pancasila Penting Jadi Pelajaran Wajib dari SD Hingga PT

Jumat, 01 Oktober 2021 – 12:25 WIB
Ilustrasi - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengemukakan fakta hasil Survei Indikator Indonesia yang dilakukan 4-10 Maret 2021 kepada 1.200 responden berusia 17-21 tahun.

Sebanyak 82,3 persen responden yang merupakan para anak muda, menilai perlu pendidikan Pancasila sejak sekolah dasar.

BACA JUGA: Begini Doa Presiden Jokowi Saat Melayat Mendiang Sabam Sirait

Karena itu, Bamsoet menilai pendidikan Pancasila penting dimasukkan sebagai mata pelajaran wajib bagi siswa sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

"Keinginan ini harus direspons aktif oleh pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (1/10).

BACA JUGA: Tjahjo Kumolo Ingatkan Soal Gagasan Kapolri Rekrut Novel Baswedan Cs

Menurut Bamsoet, memasukkan pendidikan Pancasila dalam pendidikan formal dapat memastikan ideologi bangsa akan tumbuh dalam diri peserta didik.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III Bidang Hukum dan Keamanan DPR RI ini menyebut setiap negara selalu mempunyai sejarah konflik dalam dinamika kehidupan kebangsaannya, termasuk Indonesia.

BACA JUGA: Anak Buah Yusril Ingatkan Mahfud MD Bukan Pengamat, tetapi Menko Polhukam

Namun, Indonesia bersyukur memiliki Pancasila yang selalu berperan sebagai bagian penting dari resolusi konflik.

Pancasila menyatukan seluruh elemen bangsa pada sebuah visi kebangsaan.

Pancasila hadir sebagai dasar negara, falsafah dan pandangan hidup bangsa.

"Pancasila menekankan bahwa keberagaman yang dimiliki adalah fitrah kebangsaan yang tidak dapat diingkari dan pungkiri," ucapnya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menekankan ancaman terhadap nilai-nilai kebinekaan itu nyata.

Dalam perjalanan sebagai sebuah bangsa, sikap intoleransi terhadap keberagaman selalu mewarnai kehidupan kebangsaan.

Misalnya, kata dia, pada setiap penyelenggaraan kontestasi politik atau pemilu, tak jarang politik identitas disalahgunakan sebagai alat perjuangan.

Fenomena tersebut menimbulkan polarisasi masyarakat, baik sebelum, selama, bahkan sesudah pemilu.

"Karena itu, perlu membekali generasi muda dengan semangat nilai Pancasila sejak menempuh pendidikan di sekolah dasar."

"Sekolah menjadi institusi yang tidak hanya melahirkan anak bangsa yang memiliki kecerdasan intelektual saja, tetapi juga memiliki kecerdasan kebangsaan."

"Memiliki hati Indonesia, berjiwa Pancasila," pungkas Bambang Soesatyo.(Antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler