Pendiri Bangsa Bercita-cita Bentuk Negara Adalah NKRI

Minggu, 09 September 2018 – 13:45 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat sosialisasi Empat Pilar di hadapan warga Srengseng Sawah, Jakarta Selatan pada Sabtu (8/9/2018). Foto: Humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengajak kepada semua kalangan untuk meningkatkan pemahaman kepada dasar negara Indonesia agar kita dapat meneruskan cita-cita para pendiri bangsa.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat sosialisasi Empat Pilar di hadapan warga Srengseng Sawah, Jakarta Selatan pada Sabtu (8/9/2018).

BACA JUGA: Mahyudin: Pancasila Hebat, Bangsa Lain Iri dengan Indonesia

Menurut Hidayat, para pendiri bangsa berasal dari berbagai profesi, kalangan, dan asal usul. Mereka juga berasal dari berbagai ormas.

“Ada NU, Muhammadiyah, Sarekat Islam, dan lain sebagainya,” ujarnya.

BACA JUGA: Perlu Meminimalkan Isu SARA Dalam Kontestasi Politik

Menurut Hidayat, mereka semua yang datang dari berbagai kalangan bisa bersepakat untuk Indonesia,” ujar pria alumni Pondok Gontor itu.

Hal demikianlah, menurut Hidayat Nur Wahid perlu disegarkan agar kita cinta dasar negara Indonesia.

BACA JUGA: Jurus Cak Imin Semangati Murid Sekolah Darurat di Lombok

Dalam kesempatan itu, Hidayat Nur Wahid mengulas peran umat Islam dalam proses perjalanan bangsa. Dikatakannya, umat Islam telah menyelamatkan Indonesia dari perpecahan.

Pria asal Klaten itu memaparkan Pancasila yang disepakati pada 22 Juni 1945 pada Sila I berbunyi Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-Pemeluknya.

“Pancasila 22 Juni 1945 disepakati oleh semua,” ujarnya.

Namun setelah Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, sore harinya ada yang merasa keberatan dengan bunyi Sila I. Mereka lewat Bung Hatta melakukan lobi-lobi ke tokoh umat Islam atas bunyi Sila I Pancasila 22 Juni 1945 itu. Menghadapi yang demikian, Hidayat Nur Wahid mengatakan umat Islam dengan sikap lapang dada menerima keberatan dari tokoh Indonesia bagian timur itu hingga Sila I Pancasila berganti menjadi Ketuhanan yang Maha Esa.

“Dari sini menunjukkan bahwa umat Islam lebih mengedepankan persatuan Indonesia,” ujarnya. "Jadi umat Islam menyelamatkan Indonesia,” tegas Hidayat.

Peran umat Islam pada masa genting juga terjadi ketika Belanda dengan segala upaya ingin menjajah kembali Indonesia. Belanda dengan berbagai cara mencerai-beraikan Indonesia dengan berbagai perjanjian. Wilayah Indonesia yang luasnya dari Sabang sampai Merauke karena perjanjian yang dilakukan membuat wilayah Indonesia tercerai berai dalam berbagai negara. Disebut ada Sumatera, Madura, Sulawesi, Pasundan, dan banyak wilayah lainnya.

Melihat hal yang demikian, Hidayat Nur Wahid mengatakan ada tokoh umat Islam yang juga politisi tak rela Indonesia menyimpang dari cita cita pendiri bangsa. "Cita-cita pendiri bangsa bentuk negara Indonesia adalah NKRI,” ujarnya.

Tokoh yang bernama Muhammad Natsir dari Masyumi itu menurut Hidayat Nur Wahid pada tahun 1950 melakukan lobi-lobi kepada politisi parlemen.

“Natsir mengeluarkan mosi integral agar Indonesia kembali ke bentuk NKRI", ujarnya.

“Pada masa itu bentuk Indonesia RIS akibat perjanjian dengan Belanda", tambahnya.

Natsir mengeluarkan mosi integral karena RIS bukan cita-cita pendiri bangsa. Apa yang diperjuangkan Natsir itu diterima oleh Soekarno, Hatta, politikus parlemen, dan seluruh rakyat Indonesia.

“Berkat Natsir akhirnya pada 17 Agustus 1950 bangsa Indonesia kembali ke NKRI,” paparnya.

Dari sejarah tersebut Hidayat Nur Wahid menyebut banyak peran umat Islam untuk Indonesia.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rehabilitasi Bangunan Sekolah di Lombok Harus Prioritas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR RI  

Terpopuler