Pendiri Sang Pisang: UMKM Harus Kreatif dan Inovatif di Masa Pandemi Covid-19

Jumat, 09 Oktober 2020 – 17:49 WIB
Co Founder Sang Pisang Ansari Kadir dalam webinar bertema UMKM Kuat Indonesia Berdaulat hasil kerja sama jpnn.com, GenPI.co dan BNI, Kamis (8/10). Foto: Tangkapan Layar Youtube JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat perekonomian masyarakat Indonesia menurun drastis, termasuk pada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Banyak pengusaha kecil dan menengah di Indonesia yang terpaksa harus 'gulung tikar' dan pendapatannya menurun akibat pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Kredit untuk Daya Ungkit, BNI Ajak UMKM Diskusikan Rencana Pinjaman

Dalam hal ini, Co Founder Sang Pisang Ansari Kadir memberikan masukan dan saran kepada pelaku usaha mikro agar bisnisnya bisa tetap eksis di tengah pandemi.

Saran tersebut juga berlaku untuk masyarakat yang hendak memulai membangun bisnisnya.

BACA JUGA: Pelaku UMKM Mau Pinjam Dana PEN? Ini Saran dari BNI

Menurut pria yang akrab disapa Ari itu, masyarakat maupun pengusaha harus berpikir kreatif dan inovatif agar bisnis bisa berjalan lebih baik dan dapat keuntungan besar.

"Kreatif itu adalah ide, dan kreatif itu belum tentu bisa diimplementasikan. Kalau kreatif dan inovatif artinya sesuatu yang baru dan dapat diimplementasikan. Artinya UMKM ini harus kreatif dan inovatif," kata Ari dalam webinar bertema UMKM Kuat Indonesia Berdaulat hasil kerja sama JPNN, BNI dan GenPI, Kamis (8/10).

BACA JUGA: Genjot Banpres Produktif demi Usaha Mikro di Masa Pandemi

Ari menjelaskan, berpikir kreatif dalam menjalankan bisnis itu sangat penting agar produk yang dijual dapat memberikan keuntungan besar dan dikenal konsumen.

Ari pun mencontohkan hal tersebut pada produk yang dijualnya pada Sang Pisang, yakni pisang nugget.

"Ada pisang, ada nugget, kalau harga pisang itu Rp 10 ribu, tetapi kalau diubah menjadi nugget (pisang) harganya menjadi Rp 30 ribu. Ini kreatif bisnis, mengubah sesuatu yang tidak memiliki value (nilai) sehingga mempunyai nilai tambah, sehingga keuntungannya bisa 200 persen," ujar Ari.

Kemudian, membangun brand pada produksi juga merupakan hal yang penting agar produk dapat dikenal oleh masyarakat.

"Namun, tidak cukup itu saja, biar dikenal, perlu adanya marketing strategy dan sales strategy. Rancanglah program ini jauh-jauh hari agar tidak bingung. Kalian punya timeline, kalian punya schedule yang bisa dimonitor setiap hari," ujar Ari.

"Contohnya seperti aktivitas event, kemudian iklan-iklan yang bersifat radio," lanjut Ari.

Lalu, kolaborasi dengan UMKM atau brand lainnya juga penting untuk pemasaran produk.

"Misalnya, beli sang pisang beli bahagia bisa ke Bali. Ini ilmu marketing yang sangat bagus sekali karena bisa berkolaborasi dengan perusahaan besar. Contohnya dengan BNI, beli produk saya nanti dapat cicilan ringan dari BNI atau dapat gratis, diskon belanja dengan menggunakan kartu kredit BNI," ujar Ari. (mcr1/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Sang Pisang   BNI   UMKM  

Terpopuler