jpnn.com, SEMARANG - Musyawarah Reboan di wilayah Gayamsari, Genuk, dan Pedurungan di kota Semarang tidak hanya forum diskusi antarwarga atau membahas dukungan untuk Anies Baswedan.
Dalam forum tersebut juga dibahas cara mengatasi masalah kesejahteraan bagi Ibu hamil, melahirkan, dan bayi baru lahir.
BACA JUGA: Lestari Moerdijat Dorong 2 Upaya Ini Dilakukan untuk Penanggulangan Stunting
"Itu sangat dibutuhkan oleh kalangan tidak mampu. Bagaimana kita mau menuju Indonesia emas di saat anak-anak yang dilahirkan ini mengidap stunting," kata Salah seorang pelaksana Musyawarah Reboan, Suhartono, Selasa (1/8).
Suhartono mengatakan hikmah dari pertemuan rutin dengan warga dalam Musyawarah Reboan adalah dapat mengidentifikasi kondisi warga, bahkan kondisi kesehatannya.
BACA JUGA: Cegah Stunting, IRRA Sediakan Ratusan Ribu Alat Antropometri Set
"Sehingga kami bisa membantu warga yang sakit untuk berobat,” kata caleg PKS DPRD Kota Semarang dapil 2 ini.
Dia mengatakan bahwa pada pekan lalu membantu memfasilitasi pengobatan warga yang mengeluhkan sakit.
BACA JUGA: Data Desa Presisi Bakal Bantu Wukisari Terbebas dari Stunting
"Ini bisa saya katakan sebagai manfaat nyata dari Musyawarah Reboan,” paparnya.
Suhartono menyebut Musyawarah Reboan cukup efektif untuk mendengar suara rakyat dan mendekatkan diri pada masyarakat.
“Saat ini antusiasme masyarakat tinggi, sehingga dalam musyawarah sering menjadi ajang untuk mendukung Anies saja. Namun, karena ini masih awal jadi cukup wajar," ucapnya.
Ke depannya, lanjut Suhartono, pihaknya akan menjaring aspirasi masyarakat secara lebih intensif. Dari 10 kali Musyawarah Reboan, topik terkait ketidakadilan menjadi pembicaraan masyarakat.
Secara terpisah, Sekjen Sekretaris Kolaborasi Indonesia (SKI) Raharja Waluya Jati menjelaskan Musyawarah Reboan digelar warga secara rutin setiap Rabu di setiap desa.
Musyawarah ini akan menjadi forum bertemunya seluruh elemen perubahan. Mulai dari anggota kelompok pendukung Anies, anggota partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan, hingga warga masyarakat yang mendukung perubahan dalam Pemilu 2024. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh