Lestari Moerdijat Dorong 2 Upaya Ini Dilakukan untuk Penanggulangan Stunting

Selasa, 01 Agustus 2023 – 22:48 WIB
Wali Kota Surakarta Lestari Moedijat mendorong para pemangku kepentingan di pusat maupun daerah untuk bersama melakukan upaya promotif dan preventif dalam m, Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mendorong para pemangku kepentingan di pusat maupun daerah untuk bersama melakukan upaya promotif dan preventif untuk penanggulangan stunting.

Dua upaya tersebut penting dilakukan untuk mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting nasional.

BACA JUGA: Bea Cukai Rutin Gelar Monev Terhadap Perusahaan Bersertifikat MITA , Ini Tujuannya

"Berbagai upaya preventif melalui deteksi dini sangat penting dalam mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting yang telah ditetapkan pemerintah," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/8).

Menurut Lestari, upaya pencegahan stunting bisa mulai dilakukan sejak 100 hari pertama kelahiran yang merupakan masa krusial untuk mengatasi stunting.

BACA JUGA: Ini Aturan Baru Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai, Apa Saja yang Disempurnakan?

"Pada awal tahun ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) secara khusus berfokus pada program deteksi dini stunting yang dilakukan melalui pengukuran di Posyandu," terangnya.

Sementara itu, guna mencegah bayi mengalami stunting setelah lahir, diperlukan pengukuran rutin menggunakan antropometri.

BACA JUGA: Uji Sidang Terbuka Promosi Doktor, Bamsoet Dukung Perlunya Peraturan Tentang Pengobatan

"Diagnosis stunting dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dengan antropometri dan alat penunjang lainnya,"terangnya.

Kementerian Kesehatan mencatat kebutuhan antropometri kit di Indonesia mencapai 313.737 unit guna memenuhi kebutuhan di 303.416 posyandu.

Pada 2023 ini pemerintah menargetkan alat tersebut sudah masuk dan memenuhi kebutuhan di 127.033 Posyandu.

Rerie yang akrab disapa mengatakan dengan kondisi peralatan yang masih terbatas sangat diharapkan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan para tenaga kesehatan serta para relawan penggerak Posyandu terkait stunting.

Diakui Rerie, upaya pencapaian angka prevalensi stunting 14% pada 2024 cukup berat bila langkah tersebut tidak mendapat dukungan para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, serta masyarakat.

"Sebagai misal, bantuan dari pihak swasta dalam bentuk ketersediaan sumber protein untuk keluarga prasejahtera, sangat berarti dalam upaya preventif untuk penanggulangan stunting.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu meyakini bila upaya penanggulangan stunting dipahami masyarakat luas dan menjadi satu gerakan nasional, upaya untuk mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting nasional 14 persen pada 2024 bisa tercapai.

"Sehingga upaya menuju pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang sehat, berkarakter kuat dan berdaya saing yang mampu menjawab berbagai tantangan zaman dapat terwujud," pungkasnya. (mrk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani Ajak Para Santri Bijak Menentukan Pilihan di Pemilu 2024


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler