jpnn.com - JAKARTA - Kubu pendukung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kian optimistis bisa memenangi pemilihan presiden (pilpres) pada 9 Juli mendatang. Keyakinan itu didasari karena dukungan terhadap Prabowo-Hatta kian melambung.
Koordinator Nasional (Kornas) Generasi Prabowo-Hatta (PH), Ichwanudin Siregar kepada wartawan di Jakarta, Jumat (30/5) mengatakan, dukungan ke pasangan yang diusung koalisi Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP dan PBB itu terus menguat. “Karenanya kita optimis pasangan ini mampu mengalahkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla di pilpres mendatang," katanya.
BACA JUGA: Prabowo-Hatta Kantongi Dukungan Ibu-Ibu Majelis Taklim
Ichwan menambahkan, Prabowo-Hatta semakin mendapat simpati dari masyarakat yang awalnya mendukung kubu Joko Widodo. Namun dukungan ke capres yang dikenal dengan panggilan Jokowi itu berbalik ke Prabowo-Hatta yang diusung koalisi Merah Putih.
"Warga yang semulanya mengagumi pesona Jokowi mulai kecewa dengan langkah Gubernur DKI Jakarta itu yang dinilai tidak amanah dengan meninggalkan ibu kota tanpa menunjukan keberhasilan maksimal, demi ambisi maju sebagai calon presiden boneka baik dari pihak Megawati atau asing," tuding Ichwan.
BACA JUGA: Bima Arya Targetkan 60 Persen Suara untuk Kemenangan Prabowo-Hatta
Ditegaskannya pula, alasan pendukung Jokowi berbalik mendukung Prabowo-Hatta juga karena faktor Jusuf Kalla yang mendampingi mantan Wali Kota Solo itu di pilpres. Sebab, JK sudah terlalu tua.
"Kehadiran JK menambah kartu mati bagi Jokowi. Publik menyesalkan dipilihnya JK sebagai cawapres Jokowi. Apa tidak ada tokoh bangsa lain dari penduduk Indonesia yang sangat banyak ini, hingga harus memilih JK yang notabenenya sudah sangat tua dari usia," imbuhnya.
BACA JUGA: Pengusung Berisi Politisi Kotor, Era Reformasi Terancam
Ichwan lantas mengutip wawancara sebuah televisi dengan JK yang menyebut Jokowi belum layak jadi capres. “JK pernah mengeluarkan pernyataan negeri ini bisa hancur jika dipimpin Jokowi, sekarang malah ikut mendampingi Jokowi di pilpres. Begitu juga dengan Jokowi yang melanggar sumpahnya tidak akan meninggalkan jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Masyarakat menilai kedua tokoh ini sangat tidak pantas memimpin Indonesia," katanya.
Sedangkan kehadiran Hatta sebagai pendamping Prabowo, kata Ichwan, telah membawa dukungan siginfikan. Terlebih Hatta pernah punya pengalaman menjadi Ketua Tim Pemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono pada Pilpres 2009.
"Jangan anggap remeh dengan tokoh seperti Hatta Rajasa. Jangan lupa jika Hatta adalah ketua tim pemenangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009 lalu. Jadi, tentu Hatta sangat mengetahui bagaimana memenangkan pertarungan nanti. Publik juga merespon positif Hatta atas pengalamannya di pemerintahan," imbuhnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DKPP Sidangkan Kasus Ketua Panwaslu Dairi
Redaktur : Tim Redaksi