Peneliti BRIN: Program Food Estate di Kalteng Sudah Tepat

Sabtu, 18 Maret 2023 – 09:45 WIB
Presiden Jokowi saat meninjau kawasan food estate di Kalimantan Tengah. Foto: ilustrasi/Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti padi lahan rawa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Susilawati menilai program Food Estate di Kalimantan Tengah (Kalteng) sudah tepat.

Menurutnya, program Food Estate yang diimplementasikan pemerintah ini dapat menambah luas tambah tanam padi.

BACA JUGA: Bamsoet: Menyukseskan Food Estate Tanggung Jawab Bersama, Bukan Hanya Kementan

Hal ini mengingat luas lahan rawa yang digunakan untuk pertanian masih sangat kecil, hanya 23,8 persen dari luas total lahan sawah di Indonesia.

"Kami sangat bersyukur ada program Food Estate ini, karena lahan-lahan kita ini cukup potensial dan cukup luas. Artinya, Kalimantan Tengah untuk Food Estate ini adalah pilihan yang tepat," ujar Susilawati.

BACA JUGA: Food Estate Bantu Mencegah Kebakaran Hutan

Dia menyebutkan ada tiga jenis lahan rawa berdasarkan genangannya, yakni lahan rawa pasang surut, lahan rawa lebak dan lahan rawa lebak peralihan.

Provinsi Kalteng didominasi lahan rawa pasang surut, dalam hal ini memerlukan manajemen air atau tata air makro dan mikro yang tepat dalam mengelola pertanian di lahan ini.

"Sinergi antarkementerian atau lembaga untuk membangun tata kelola lahan dan sistem irigasi yang tepat menjadi hal yang penting untuk sama-sama dilakukan dalam membangun kawasan Food Estate," katanya.

Susilawati mengatakan dengan kondisi lahan pertanian di Indonesia yang semakin berkurang, pengelolaan lahan pertanian rawa menjadi solusinya.

Meski untuk mengelolanya tidak semudah membalik telapak tangan, namun hal ini bisa diharapkan untuk solusi pangan masa depan.

"Memang tidak mudah mengelola lahan pertanian rawa. Ada persiapan-persiapan yang harus dilakukan. Ini bagian dari investasi masa depan yang artinya Food Estate ini memang tepat dan harus ada," kata Susilawati.

Diketahui, program Food Estate ini baru berjalan tiga tahun.

Dia menilai terlalu dini bila mengharapkan hasil maksimal dari lahan pertanian rawa yang belum terpenuhi secara optimal prasarana dan sarana pertaniannya.

"Kalau mau tiga tahun langsung berhasil mungkin bisa di lahan optimal, bukan di lahan bukaan baru di rawa. Kalau di lahan rawa memang perlu proses lebih lama untuk menata lahan-lahan sesuai peruntukannya," terangnya. (mrk/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler