Sejumlah peneliti dari Fakultas Kimia Monash University, Melbourne, berhasil menciptakan mesin yang bisa meniru proses fotosintesis untuk menciptakan bahan bakar. Dengan menggunakan nikel sebagai katalis, tim peneliti berhasil memisahkan hidrogen dari air dengan biaya lebih murah.

Mesin yang mereka desain ini meniru proses fotosintesis yang terjadi pada tanaman yang mengubah sinar matahari menjadi bentuk energi yang lain.

BACA JUGA: Nasi Kuning, Angklung dan Tarian Papua Meriahkan HUT RI ke-70 di Melbourne

"Kami belajar banyak dari fotosintesis yang terjadi pada tanaman, sebab dari situlah kebanyakan energi kita berasal," jelas Professor Doug MacFarlane dari Fakultas Kimia Monash University, kepada ABC.

"Jika kita bisa mengerti apa yang dilakukan tanaman terhadap sinar matahari, maka kita secara potensial bisa membuat bahan bakar sebagaimana yang kita butuhkan dewasa ini," papar Prof. MacFarlane.

BACA JUGA: Video: Suasana Pengibaran Bendera Merah Putih di Melbourne

Selama ini, katanya, sejumlah peneliti telah mencoba berbagai jenis logam untuk dipergunakan sebagai katalis dalam proses fotosintesis, namun kebanyakan merupakan logam yang langka dan mahal.

Namun dengan mempergunakan nikel, Prof. MacFarlane dan timnya berhasil memisahkan hidrogen dari air dengan biaya yang relatif lebih murah.

BACA JUGA: RUU Pernikahan Sesama Jenis Diajukan ke DPR Australia

"Peralatan yang diperlukan sangat mahal, sehingga untuk bisa memproduksi bahan bakar maka haruslah sebanding dengan biaya yang dikeluarkan," jelasnya.

Dalam bidang penelitian ini, tingkat efisiensi dikategorikan telah tercapai apabila sedikitnya 10 persen dari sinar matahari bisa diubah menjadi hidrogen.

Namun, tim peneliti dari Monash University yang tadinya berada pada tingkat efisiensi 18 persen, akhirnya berhasil mencapai 22,4 persen. 

"Banyak katalis yang dianggap lebih baik daripada nikel namun biasanya berupa jenis logam yang lebih mahal," jelas Prof. MacFarlane.

Tim peneliti percaya bahwa dalam beberapa tahun ke depan, teknologi buatan mereka ini sudah bisa diaplikasi di rumah tangga atau di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU).

Menanggapi hal ini, peneliti dari Australian National University, Professor Thomas Faunce, menyatakan bahwa potensi dari teknologi ini sangat besar dan bisa menciptakan revolusi dalam bidang energi.

"Jika kita bisa mengubah seluruh struktur buatan manusia di muka Bumi, semua jalan raya, rumah dan jembatan, menjadi struktur yang mampu melakukan proses fotosintesis lebih baik daripada tanaman, maka kita bisa menyebarkan bahan bakar ke seluruh dunia," katanya.

Ia menyatakan bahwa proyek global untuk mengembangkan teknologi fotosintesis ini akan menjadi kunci dalam mengatasi perubahan cuaca dan problem sumber daya energi di dunia.

Hasil penelitian tim Fakultas Kimia Monash University telah dipublikasikan dalam Jurnal Energy & Environmental Science.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah 18 Kriminal Australia yang Sedang Dicari

Berita Terkait