jpnn.com - JAKARTA - "Prabowo Subianto merupakan representasi kekuatan nasionalis. Berpasangan dengan perwakilan dari kelompok Islam (religius) menjadi hal yang logis," kata peneliti pada lembaga riset Paramadina Public Policy Institute, Muhamad Iksan, Selasa (6/6).
Iksan mengungkap hal itu setelah mencermati strategi Prabowo -yang digadang-gadang menjadi calon presiden, merangkul kelompok muslim menjelang Pilpres 2024.
BACA JUGA: Habib Ali: Gus Muhaimin Sangat Pas Jadi Cawapres Ganjar, Prabowo atau Anies Baswedan
"Merangkul kelompok muslim upaya yang tepat buat Prabowo mendongkrak elektoral," ujar Iksan.
Namun, Iksan menilai Prabowo belum berhasil. Dia menyebut Prabowo harus menjaga dan memperluas koalisi partainya dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
BACA JUGA: Elektabilitas Prabowo Mengungguli Ganjar, Anies Tertinggal Jauh
"PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) konsisten sebagai representasi kekuatan politik Islam di Indonesia," tutur Iksan.
BACA JUGA: Bertemu Cak Imin, Hasto: Ini Perdana dalam Konteks Pemilu 2024
Dia pun bilang Prabowo dan Cak Imin bisa menjadi jalan tengah di antara tawaran koalisi yang sudah terbentuk.
"Prabowo berpengalaman sebagai kandidat, baik cawapres (2009) maupun capres (2014, 2019). Sementara itu, Cak Imin, selain sudah berpengalaman di parlemen, juga sebagai menteri (2009-2014)," kata Iksan.
"Kombinasi keduanya melengkapi dari sisi dukungan elektoral. Sejarah mencatat Prabowo tidak berhasil mengambil dukungan penuh di kedua daerah lumbung suara pemilih, Jawa Tengah dan Jawa Timur pada dua edisi pilpres sebelumnya," imbuhnya.
Menurut Iksan, Cak Imin konsisten merawat mesin politik PKB berdasarkan survei “Preferensi Masyarakat Jawa Timur Terhadap Pilihan Capres-Cawapres 2004” yang diselenggarakan oleh Fixpoll Research and Strategic Consulting pada 9 sampai 16 Mei 2023.
"PKB menempati urutan pertama di atas PDIP dan Gerindra dengan dukungan responden mencapai 31.2%, berbanding dengan 25.6% dan 18.8%. Di atas kertas, dukungan kedua partai (PKB dan Gerindra) mencapai 50 persen," ujar Iksan.
Menurutnya, pengalaman pemilu sebelumnya mengajarkan bahwa kemenangan harus diraih mulai dari tingkat lokal.
"Makin cepat pasangan capres-cawapres diumumkan, kian cepat pula mesin politik dipanaskan dan bekerja di tingkat lokal," kata Iksan. (adk/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan