Penelitian Ilmiah di Makassar Buktikan AMDK Galon Aman, Tak Ada Migrasi BPA

Selasa, 03 Oktober 2023 – 07:39 WIB
3 peneliti dari Makassar membuktikan bahwa AMDK dalam galon aman karena tidak mendapatkan mengandung BPA. Foto ilustrasi: Dok Komunitas pengusaha AMDK untuk JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Tiga peneliti kimia dari Program Studi Kimia Universitas Islam Makassar (UIM) dan seorang dari Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Terbuka melakukan penelitian terkait migrasi Bisfenol A (BPA) dalam isi ulang yang digunakan untuk air minum dalam kemasan (AMDK).

Hasilnya, para peneliti ini sama sekali tidak mendeteksi adanya migrasi BPA dari kemasan galon guna ulang ke dalam air produknya.

BACA JUGA: ASPADIN: Hentikan Kampanye Negatif terhadap Produk AMDK, Bersaing Sehat!

Salah satu peneliti dari Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Makassar (UIM) Endah Dwijayanti mengatakan penelitian ditujukan untuk mengetahui migrasi BPA pada galon AMDK.

Sebab, belakangan marak diberitakan air galon tercemat BPA.

BACA JUGA: ASPADIN Minta Pemerintah Melindungi Para Pelaku Usaha AMDK dari Isu BPA

“Di awal kami melakukan penelitian memang dasarnya karena waktu itu lagi marak bahkan sampai banyak berita- terkait migrasi BPA galon guna ulang yang disebut-sebut telah bermigrasi ke dalam airnya melebihi batas ambang aman,” ujar Endah.

Dari situ, lanjutnya, dia bersama 3 peneliti lainnya, yaitu Rachmin Munadi dan Sry Wahyuningsih, serta Iffana Dani Maulida dari Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Terbuka mencoba melakukan pengujian khusus di wilayah Makassar.  

BACA JUGA: AMDK Isi Ulang Sebabkan Autisme? Cermati Penjelasan Guru Besar UI

“Kami mengambil beberapa sampel air galon guna ulang yang beredar di lima titik dan lima kecamatan, yang kami cek kandungan BPA-nya. Setelah kami coba, atau setelah kami analisa dengan instrumen GC-MS (Gas Cromatography and Mass Spectrometry), ternyata hasilnya negatif. Jadi, tidak terdeteksi adanya kandungan BPA dalam air galonnya,” kata Endah Dwijayanti.

Endah menjelaskan sampel juga diambil lagi dari beberapa toko di lima titik itu untuk dicek semua kandungan BPA-nya.

Menurut Endah, mereka juga melakukannya dengan teknik sampling dalam menentukan 5 titik tersebut.

Teknik pengambilan sampel itu dilakukan agar semua titik itu bisa mewakili tempat beredarnya produk-produk itu, kemudian menyebar kuesioner ke para pemilik toko untuk menanyakan produk apa saja paling banyak dikonsumsi atau dibeli oleh masyarakat.

Diperoleh data bahwa AMDK yang paling banyak digunakan masyarakat adalah merek-merek yang sudah terkenal di masyarakat.

“Dari situ kami gabungkan semua data, baru kami cek yang mana yang paling banyak beredar dan paling banyak ada di setiap titik tersebut,” tutur Endah.

Peneliti lain Rachmin Munadi menambahkan penelitian dilakukan dengan kromatografi gas atau GCMS.

“Itu kromatografi gas dan spektrometri massa, bisa sampai mendeteksi struktur kimianya.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdeteksi adanya senyawa BPA di sampel air yang kami periksa,” ucapnya.

Dari hasil penelitian ini, para peneliti ini bisa memastikan bahwa galon-galon AMDK dua merek terkenal di Indonesia yang banyak di konsumsi masyarakat di Makassar aman untuk digunakan sebagai air minum.

Peneliti dari Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Terbuka Iffana Dani Maulida menambahkan survei lapangan dilakukan di beberapa lokasi yang tersebar di Kota Makassar (Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Tamalate, Kecamatan Mariso, dan Kecamatan Manggala).

Pada setiap kecamatan, 3 mini market yang berbeda dipilih secara acak sebagai lokasi survei lapangan. Survei lapangan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui galon merek apa saja yang paling banyak diminati oleh masyarakat Kota Makassar dan untuk mengetahui tempat penyimpanan galon bermerek di minimarket tersebut.  

“Hasil dari survei lapangan menunjukkan 2 merek galon isi ulang dengan peminat terbanyak yaitu merek A dan merek B, yang dijadikan sampel pada penelitian ini," ucapnya.

Lanjutnya, hasil survei lapangan juga menunjukkan bahwa terdapat 2 cara penyimpanan untuk air galon bermerek yang beredar di kota Makassar, sehingga sampel air galon yang diambil juga diberi 2 perlakuan yaitu dengan paparan cahaya matahari yang diberi tambahan kode “1” dan tanpa paparan cahaya matahari yang diberi kode “2”.

Sampel galon bermerek yang berisi air minum isi ulang (A1, A2, B1 dan B2) didiamkan selama 6 hari, dengan penyimpanan sampel air galon (A1 dan B1) di luar ruangan atau terpapar cahaya matahari langsung dan sampel air galon (A2 dan B2) di dalam ruangan yang tidak terpapar cahaya matahari.

Setelah 6 hari, masing-masing sampel air galon di ambil sebanyak 100 mL, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 250 rpm selama 10 menit. Hasil sentrifugasi dimasukkan ke dalam wadah kaca sebanyak 75 mL, selanjutnya hasil pemisahan digunakan untuk mengidentifikasi senyawa BPA dan DEHP yang terdapat dalam sampel.

Selanjutnya, BPA dan DEHP dianalisis dengan menggunakan Gas Chromatography- Mass Spectrometry (GC-MS). Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa air minum galon berbagai merk yang beredar di Kota Makassar baik yang terpapar maupun yang tidak terpapar cahaya matahari tidak terdeteksi mengandung BPA dan DEHP.

“Untuk daerah yang kami teliti di Kota Makassar,  untuk saat ini kami bisa katakan aman untuk dikonsumsi,” tutur Iffana.

Penelitian tersebut berjudul “Analisis Bisphenol A dan Di-ethylhexyl Dalam Air Galon Yang Beredar di Kota Makassar” ini pun hasilnya dimuat pada Food Scientia, Journal of Food Science and Technology Universitas Terbuka pada Juni 2023 yang dapat diakses melalui https://jurnal.ut.ac.id/index.php/foodscientia/article/view/4739.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Air Minum   BPA   Air galon   AMDK   galon   Penelitian  

Terpopuler