Penembakan Las Vegas, Standar Keamanan Konser Jadi Sorotan

Rabu, 04 Oktober 2017 – 13:57 WIB
Penonton konser musik terbuka Route 91 Harvest di Las Vegas berhamburan ketika terdengar suara tembakan dari senjata otomatis, Minggu (1/10) malam. Foto: AFP/David Becker

jpnn.com, LAS VEGAS - Penembakan di tengah konser Route 91 Harvest Festival di Las Vegas Strip pada Minggu malam (Senin WIB, Red) sungguh menyisakan trauma mendalam.

Penembakan itu terjadi selang empat bulan setelah insiden bom bunuh diri di konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, Mei lalu.

BACA JUGA: Paman Jalal Sang Pemersatu Irak Telah Pergi

Publik ketakutan. Event hiburan makin mudah menjadi ladang pembantaian.

Berdasar analisis organisasi yang bergerak di manajemen acara publik, Crowd Management Strategies, acara hiburan live (konser, gala premiere, dan sejenisnya) adalah lubang hitam dalam masalah keamanan.

BACA JUGA: Catalunya Lumpuh Sesaat, FC Barcelona Gembok Markas

Ada figur kuat seperti musisi dan ribuan penonton yang berkumpul. Apalagi jika acara hiburannya diadakan secara outdoor. Penonton menjadi target mudah terorisme.

’’Deretan kasus –mulai Manchester, Bataclan, dan lainnya– menunjukkan banyak promotor yang gagal menyediakan persiapan darurat, keamanan, dan pengendalian massa yang layak,’’ tegas Paul Wertheimer, ketua organisasi tersebut, sebagaimana dikutip USA Today.

BACA JUGA: DPR Dorong Parlemen Asia Selesaikan Krisis Rohingya

Wertheimer menyebut, salah satu kunci penyebab tingginya jumlah korban adalah seat plan untuk kelas festival. Tidak ada lorong maupun penunjuk arah.

Konsentrasi penonton di area itu juga tinggi. ’’Seluruh penonton (di kelas festival, Red) keluar bersamaan tanpa arahan dan petunjuk,’’ ujarnya.

Dia juga menuding pihak event organizer yang tidak sigap menangani kondisi darurat. Hal itu tampak ketika kondisi mulai kacau setelah rentetan tembakan pertama dimuntahkan.

’’Yang terlihat cuma panggung padam, Aldean mengucapkan beberapa kata, lalu meninggalkan lokasi,’’ papar Wertheimer.

Penembakan memang terjadi saat musisi country Jason Aldean membawakan hitnya. ’’Sebelum konser, tidak ada pengumuman atau rekaman tentang petunjuk darurat. Setelah kejadian, tak ada yang berinisiatif mengambil alih panggung,’’ katanya.

Menurut dia, jika ada arahan, risiko korban meninggal karena terinjak atau berdesakan bisa berkurang.

Namun, tidak semua pihak setuju dengan Wertheimer. Ahli terorisme sekaligus profesor ilmu politik di University at Albany, Victor Asal menyatakan bahwa kasus Las Vegas terbilang sulit ditangani.

’’Serangannya berasal dari ruangan yang di luar venue. Inilah tantangan konser outdoor di area luas, tapi cakupan pengamanannya terbatas,’’ ungkapnya.

Danny Zelisko, promotor konser asal Phoenix, menjelaskan bahwa promotor tidak bisa disalahkan begitu saja karena tidak meng-cover area tersebut.

Dia mencontohkan festival Lollapalooza yang dihelat di antara hotel-hotel di jalanan sibuk Chicago. Menurut dia, pihak keamanan tidak mungkin mengecek semua orang yang masuk hotel.

Hal itu juga disampaikan Mac Segal, kepala konsultan keamanan hotel dan area hiburan di AS Solution, sebuah perusahaan keamanan global. Dia menuturkan bahwa serangan di Las Vegas Strip mustahil diantisipasi.

’’Kalau aku menuduh jaringan hotel dengan skenario (penembakan) itu, tentu mereka bilang aku gila,’’ ucapnya.

Segal menegaskan, penonton juga bertanggung jawab. Menurut dia, penonton seharusnya mencermati seat plan dan lokasi pintu keluar darurat di venue.

Yang jelas, Wertheimer mendorong perbaikan regulasi dalam pertunjukan hiburan live. Dia ingin industri yang menghasilkan jutaan dolar Amerika itu dievaluasi total.

Termasuk pembuatan standar kesiapan. Jadi, setiap konser, baik di luar maupun dalam ruangan, venue besar maupun kecil, tetap aman.

Puluhan selebriti bersuara terkait dengan kejadian yang sangat mungkin menimpa konser mereka tersebut. Warga Las Vegas seperti Celine Dion, Britney Spears, Jennifer Lopez, dan Mariah Carey menyatakan belasungkawa di media sosial.

Event red carpet skrining film Blade Runner 2049 di Hollywood dibatalkan. Festival musik iHeartRadio pekan ini ditunda.

Para pekerja seni itu juga menuntut pengaturan kembali regulasi kepemilikan senjata api di AS. Diawali Lady Gaga yang menulis serangkaian cuitan buat Presiden Donald Trump dan Ketua House of Representatives Paul Ryan.

’’Darah ada di tangan mereka yang memegang kebijakan. Kita butuh #GunControl secepatnya,’’ tulis Gaga.

Sejumlah selebriti mendukung. ’’Penembakan massa membuat stok senjata meningkat. Mereka menghasilkan uang dari tragedi. Apakah menurut kalian ini tidak apa-apa? Memalukan!’’ kecam aktris Jessica Chastain.

Patricia Arquette menimpali, ’’Ya Tuhan, apa yang harus kami lakukan untuk mendapatkan regulasi senjata yang rasional di Amerika? Berapa orang tak berdosa lagi yang harus mati?’’ (fam/c14/na)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Teroris Las Vegas Keturunan Bandit Psikopat


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler