jpnn.com - Mantan Presiden Irak Jalal Talabani tutup usia. Dia meninggal di salah satu rumah sakit di Berlin, Jerman, Selasa (3/10), pada usia 83 tahun.
Marwan Talabani, salah seorang kerabatnya, mengungkapkan bahwa presiden ke-6 Irak tersebut menderita stroke pada 2012 dan sejak saat itu bolak-balik ke Jerman untuk mendapatkan perawatan. Sesaat sebelum meninggal, kondisinya memang memburuk.
BACA JUGA: Sejarah Naik Turun Hubungan Kurdi-Irak
Pria yang biasa dipanggil Mam Jalal alias Paman Jalal itu adalah presiden Irak pertama yang tak berdarah Arab. Dia merupakan salah satu pemimpin Kurdi.
Talabani duduk di kursi presiden pada 2005 setelah pasukan koalisi Amerika Serikat (AS) menggulingkan kekuasaan Saddam Hussein.
BACA JUGA: Dikeroyok Irak Cs, Kurdi Bertahan demi Kemerdekaan
Dia memimpin Negeri Seribu Satu Malam itu hingga Juli 2014. Bapak dua anak tersebut mundur karena kondisi kesehatannya tak kunjung membaik.
Selama ini dia dikenal sebagai sosok yang mempersatukan kelompok Syiah, Sunni, dan Kurdi. Sejak berusia belasan tahun, Talabani menjadi seorang aktivis dan aktif memperjuangkan hak-hak penduduk Kurdi.
BACA JUGA: Ingin Merdeka, Kurdi Langsung Dikeroyok Enam Negara
Dia memiliki peran besar dalam pemberontakan Kurdistan pada September 1961 atau yang dikenal dengan Aylul Revolution.
Pemimpin partai Patriotic Union of Kurdistan (PUK) itu cukup lama menjauhkan diri dari dunia politik. PUK tidak bersikap atas referendum Kurdistan yang dilaksanakan 25 September lalu. Mereka tidak menentang, tapi juga tidak mendukung.
”Kami sedih atas kepergian Mam Jalal Talabani. Saat ini Kurdistan membutuhkan kebijaksanaannya lebih daripada sebelumnya serta kerja samanya dengan Presiden Barzani untuk memimpin proses setelah referendum,’’ ujar anggota Dewan Kepemimpinan Kurdistan Democratic Party (KDP) Hemin Hawrami. (Reuters/Rudaw/sha/c6/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurdi Irak Gelar Referendum, Iran dan AS Khawatir
Redaktur & Reporter : Adil