jpnn.com, BATANGKALUKU - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengupayakan penguatan kapasitas sumber daya manusia atau SDM pertanian dengan berbagai cara.
Salah satunya pada penerapan analisis keuangan untuk mendukung pengembangan usaha tani yang berorientasi laba.
BACA JUGA: Kementan Dorong Inovasi dan Teknologi dalam Adaptasi Perubahan Iklim
Upaya mendukung keberhasilan program tersebut perlu adanya peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada kelompok tani.
Salah satunya melalui Pelatihan Literasi dan Edukasi Keuangan (PLEK) yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku bekerja sama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) belum lama ini.
BACA JUGA: Kementan Dorong Provinsi Lampung Hasilkan 300 Ribu Bibit Sapi
Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku Sabir mengatakan bahwa pembelajaran pengelolaan keuangan ini sangat penting bagi para petani.
"Karena petani harus tahu pengelolaan keuangan, supaya petani bisa mengevaluasi usaha yang dilakukan," kata dia melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (11/12).
Sabir optimistis bahwa peserta PLEK bisa terus meningkatkan terus kompetensinya sehingga tujuan program ini secara optimal dapat terwujudkan.
Selepas mengikuti program PLEK, kata Sabri diharapkan keluarga petani memiliki mindset yang lebih maju dalam hal pengelolaan keuangan.
"Tidak lagi manajemen 'warung bakso'. Namun, sekarang lebih teratur, administrasinya lebih 'bankbale'," katanya.
Menurut Sabir, sisi pengelolaan keuangan amat penting karena berpengaruh terhadap kemudahan mendapatkan akses permodalan di lembaga perbankan.
"Ketika laporan keuangannya rapi, tentu bank lebih bisa mengukur kelayakan kreditur dalam hal ini petani. Kami arahkan ke depan para petani ini kepada corporate farming," beber Sabir.
"Efek PLEK ini membuat petani mampu menjaga manajemen keuangannya. Administrasi keuangan mulai disiplin, dibukukan. Mereka bisa tahu, usaha tani ini menghasilkan sekian. Ini membuat petani lebih tertib," tutupnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian harus diarahkan kepada bisnis. Artinya tidak sekadar mencukupi pangan sendiri.
“Pertanian harus menghasilkan uang. Ini yang menjadi salah satu core dari IPDMIP, menguatkan kapasitas dan SDM petani maupun penyuluh melaui berbagai program," ujar Dedi ketika memberikan arahan dalam giat ini.
Dedi lantas menyinggung pentingnya membangun sistem agribisnis yang kokoh. Yakni melalui pemanfaatan teknologi berbasis 4.0. Menurutnya, hal tersebut bisa memberikan keuntungan yang masif bagi para petani.
"Penerapan teknolgi dalam aspek usaha tani jelas meningkatkan kualitas, menekan biaya produksi, dan menjamin produktivitas pertanian. Kami optimistis pembangunan pertanian terus melangkah ke depan," ungkap alumnus IPB University itu.
Adapun kunci dari peningkatan kesejahteraan petani adalah memperkuat hilirisasi pertanian dan mengembangkan pertanian modern. Dijelaskan Dedi, ada beberapa ciri pertanian modern.
Di antaranya penggunaan varietas unggul dengan potensi hasil tinggi (High Yiedling Variety), Pemanfaatan sarana prasarana pertanian modern (Alsintan), Pemanfaatan IOT melalui smart agriculture dan SDM pertanian yang unggul yang mampu menggenjot produktivitas.
"Maka dari itu, pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP harus mempunyai semangat untuk meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi bagi penyuluh maupun petani. Manfaatkan segala media informasi untuk dapat mempublikasikan keberhasilan kegiatan IPDMIP," jelas dia.
Sementara Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo optimistis bahwa program IPDMIP dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat pedesaan, khususnya bagi petani dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan.
Lewat IPDMIP, produktivitas pertanian terus meningkat, khususnya di daerah irigasi.
"Pendapatan petani harus terus naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat. Pertanian adalah emas 100 karat,” kata Mentan.
Dia menyampaikan jika produktivitas meningkat, pendapatan petani juga meningkat. "Kemampuan sumber daya manusia juga harus kami tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik," ungkapnya.
SYL-sapaannya- mengingatkan bahwa sektor pertanian adalah 'emas 100 karat'. Menjanjikan dan tak pernah ingkar janji sehingga sangat prospektif untuk digeluti.
"Terutama para pemuda dan milenial. Kami gerakan pertanian Indonesia, masa depan pertanian kami ada pada mereka," pungkas SYL.(jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Budi