Penerapan Smart Farming Modal Utama Meraih Sukses

Kamis, 24 Februari 2022 – 14:28 WIB
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi pada pelatihan Agribisnis Smart Farming yang dilaksanakan di Ciawi, Bogor, Rabu (23/02). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BOGOR - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut Indonesia bangsa besar dengan 273 juta orang.

Untuk mendukung kebutuhan masyarakat, mentan mengatakan dibutuhkan penerapan smart farming.

BACA JUGA: Pelatihan Agrobisnis Smart Farming untuk Mendukung Pertanian Modern

Menurutnya, inovasi teknologi dan digital sistem sangat bermanfaat pada era sekarang karna semua kegiatan pertanian bisa terupdate secara cepat.

“Alam Indonesia sudah menjanjikan, orang kita banyak, teknologi, pelatihan, research, hanya tinggal ketekunan- ketekunan yang harus dilakukan," katanya.

BACA JUGA: Briptu Rehend Sudah Bilang Kalau Dia Anggota, tetapi Debt Collector Tetap Menyeretnya

Ditambahkannya, untuk jadi wirausahawan sukses, seseorang tidak hanya dituntut untuk aktif berkreasi, berinovasi, dan lihai melihat peluang.

Ketiga hal tersebut memang penting bagi wiraswasta, tapi ada modal utama yang harus dimiliki adalah keinginan dan semangat tinggi untuk menjadi meraih kesuksesan.

BACA JUGA: Aji Santoso Beberkan Kunci Kemenangan 1-0 Persebaya atas Arema

Dalam arahan yang disampaikan kepada 40 peserta pelatihan Agribisnis Smart Farming yang dilaksanakan di Ciawi, Bogor, Rabu (23/2), Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi memaparkan sebagai modal utama kesuksesan petani serta wirausaha pertanian milenial harus profesional dengan memiliki kompetensi sesuai dengan profesi yang ditekuni, mempunyai pengetahuan, sikap, keterampilan, motivasi, dan atribut lain yang diperlukan agar dapat berhasil dalam pekerjaannya.

“Milenal harus mandiri, mengandalkan inisiatif, kemampuan dan tanggung jawab pada diri sendiri secara konsekuen dan menghindari dari sikap ketergantungan pada orang lain apalagi mengharapkan bantuan semata. Kalian jangan mau kalah dengan petani yang senior, harus memiliki daya saing untuk menghadapi hambatan atau kemampuan untuk meraih kesuksesan," ujarnya.

Dedi juga mengingatkan, tak kalah penting wirausahawan harus mampu mengidentifikasi peluang bisnis serta merencanakan usaha pertanian yang menguntungkan, memiliki karakter yang tangguh dan berani mengambil risiko, baik dalam pasar domestik maupun ekspor.

"Oleh karena itu, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) terus berupaya meningkatkan kapasitas pemuda di pedesaan melalui pendidikan dan pelatihan agar dapat menjadi agen pembangunan pertanian," katanya.

Melalui program ini pula, pemuda dibentuk jiwa wirausaha pertaniannya mulai dari hulu sampai dengan hilir.

Dedi mengatakan generasi milenial akan sukses bila menerapkan kunci keberhasilan dalam pertanian, yakni meningkatkan daya saing dengan menggenjot produktivitas.

Gunakan varietas unggul, lakukan pemupukan berimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan jangan ragu untuk memanfaatkan alat mekanisasi pertanian terutama smart farming.

"Kalian yang akan menorehkan sejarah baru dalam sektor pertanian, terapkan pertanian modern dengan smart farming maka produktivitas akan meningkat, Kedepan kita tidak akan lagi impor, yang ada kita akan kuasai dunia dengan produk pertanian kita melalui ekspor,” sambung Dedi.

Hadir memotivasi peserta pelatihan, petani milenial yang telah menerapkan smart farming dan juga Duta Petani Milenial (DPM) Kementan RI AA Gede Agung Wedhatama.

Pria yang akrab disapa Bli Gung ini menuturkan petani muda itu harus tanggap dan peka terhadap perkembangan, dengan pemanfaatan smart farming berupa smart irrigation yang dikendalikan Android.

"Sistem operasi smartphone kami menjadwalkan dengan tepat kapan tanaman perlu disiram dan berapa banyak air yang dibutuhkan tanaman," katanya.

"Tentu ini sangat menekan biaya produksi karena tidak akan banyak air yang terbuang dan seluruh tanaman mendapatkan air tepat dengan kebutuhannya. Dengan otomatisasi irigasi dapat menghemat waktu dan tentunya menghemat biaya upah pekerja. Kami juga memanfaatkan smart farming untuk pemupukan. Tentunya dengan pemupukan yang tepat dan berimbang produktivitas hasil pertanian pun meningkat dengan kualitas yang baik pula,” tambah Bli Agung yang kembali dikukuhkan menjadi Duta Petani Milenial (DPM) Kementerian Pertanian RI tahun 2021 lalu.

Ketika ditanya kiat sukses dalam mengembangkan usaha, dia memaparkan 5K menjadi kunci usaha yang dipegang teguh.

“K yang pertama adalah komitmen, dalam mengembangkan usaha kita harus berkomitmen jangan mudah menyerah dan fokus pada usaha yang ditekuni. K yang kedua ialah komunitas, petani sukses tak berdiri sendiri, dapat tergabung dalam poktan/gapoktan maupun Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA). K yang ketiga kolaborasi, setelah berkomunitas, kita harus berkolaborasi menggabungkan sumberdaya serta potensi yang kita miliki dengan komunitas, kita bahkan berkolaborasi dengan dunia usaha atau dunia Industri lainnya," jelasnya.

Pelatihan Agribisnis Smart Farming ini dilaksanakan dengan metode on off class, selama 8 di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi dari tanggal 20 s.d 27 Februari 2022 dengan jumlah peserta 40 orang yang berasal dari 4 Provinsi dan 15 Kabupaten sasaran program YESS. (rhs/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler