jpnn.com - NUNUKAN - Minimnya penerbitan paspor Buruh Migran Indonesia (BMI) di Kantor Klas II Imigrasi Nunukan dinilai sebagai salah satu tolok ukur kegagalan program sentra pelayanan dan pemberdayaan poros perbatasan.
Hal tersebut disampaikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan, Ruman Tumbo. Ia menilai, penerbitan paspor yang hingga saat ini masih bisa dilakukan kantor Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau menjadi salah satu penyebabnya.
BACA JUGA: Kenapa jadi Begini Nasibku, Sayang
"Pembuatan paspor di konsulat masih dilakukan, maka dari itu TKI memilih buat di Tawau dibanding di Nunukan," tegas Ruman Tumbo kepada Radar Nunukan (Radar Tarakan Group) baru-baru ini.
Menurutnya, faktor jarak, waktu dan biaya menjadi pertimbangan BMI mengajukan permohonan paspor di Kabupaten Nunukan. Oleh karena itu, BMI ini lebih memilih berurusan di KRI, baik yang ada di Kota Kinabalu maupun di Tawau.
BACA JUGA: Kisah Sedih Siswi SMA tentang Pengojek Itu
“Selain di TKI, majikan atau pihak perusahaan tidak lama kehilangan pekerjanya kalau urusnya di KRI,” ungkapnya. (nal/jos/jpnn)
BACA JUGA: Lempari Warga dengan Batu, Tusuk Mata Sendiri Pakai Paku
BACA ARTIKEL LAINNYA... Istri Petugas Pajak Itu Terus Menangis, Lemas
Redaktur : Tim Redaksi