jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai Pekanbaru dan Tasikmalaya berhasil mencatatkan penerimaan yang menggembirakan meski dihadapkan pada tantangan cukup berat di masa pandemi Covid-19.
Kepala Kantor Bea Cukai Pekanbaru Prijo Andono dalam keterangannya pada Rabu (7/10) mengatakan, aktivitas perekonomian nasional di tengah pandemi berdampak signifikan terhadap pertumbuhan penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai.
BACA JUGA: Bea Cukai Aceh Berikan Fasilitas Kepabeanan untuk Mendorong Ekspor
Namun demikian, beberapa langkah strategis yang telah disiapkan mampu mengoptimalkan penerimaan negara, sehingga target yang ditetapkan diupayakan dapat dicapai.
Hingga hingga Triwulan III pada September 2020, kata Prijo, total realisasi penerimaan Bea Cukai Pekanbaru sudah mencapai Rp 102.747.088.985, dari target penerimaan Rp 120.524.333.000 atau terealisasi sebesar 85,25 persen.
BACA JUGA: Kapolresta Sudah Menemui Buruh yang Mau Demo, Ada Kesepakatan
“Dari total penerimaan tersebut, bea keluar menjadi salah satu pendongkrak penerimaan Bea Cukai Pekanbaru," kata Prijo.
Tercatat, hingga 30 September 2020, total realisasi penerimaan bea keluar di Bea Cukai Pekanbaru sudah mencapai Rp 42.301.027.149 atau 152,55 persen, dari target penerimaan bea keluar sebesar Rp 27.729.455.000.
BACA JUGA: Anies Baswedan Bilang Gedung Parlemen Harus Ditutup, Sekjen DPR: Tidak Bisa
Peningkatan penerimaan negara dari Bea Keluar ini menurutnya menunjukkan dampak yang positif bagi perekonomian Indonesia, terutama bagi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Selain itu, realisasi ini juga menggambarkan bahwa kegiatan ekspor produk dalam negeri lebih meningkat dibandingkan impor yang tentunya akan menambah devisa negara.
"Peningkatan Bea Keluar di triwulan ketiga dibanding triwulan kedua menggambarkan usaha-usaha dalam negeri sudah kembali aktif, membangun usaha yang sempat terhenti di awal-awal pandemi Covid-19," jelas Prijo.
Di wilayah pengawasan Bea Cukai Pekanbaru sendiri, produk-produk yang dikenakan menjadi penyumbang bea keluar terbesar antara lain cangkang sawit, karet, kayu dan minyak kelapa sawit atau CPO.
Sementara itu, Bea Cukai Tasikmalaya telah menyetorkan penerimaan sebesar Rp 17.809.826.780 ke kas negara.
“Penerimaan ini telah melampaui target sebesar Rp 7,85 miliar," kata Kepala Kantor Bea Cukai Tasikmalaya Indriya Karyadi.
Capaian sebesar Rp17,8 miliar ini terdiri dari bea masuk sebesar Rp 127 juta dan cukai sebesar Rp 17,68 miliar.
Indriya juga menyampaikan outlook penerimaan Bea Cukai Tasikmalaya sampai dengan akhir tahun 2020 masih ada potensi sebesar Rp 2,2 miliar.
Pihaknya akan bekerja optimal supaya potensi penerimaan tersebut bisa tercapai bahkan melampaui outlook, sehingga penerimaan Bea Cukai Tasikmalaya semakin tinggi.
Menurut Indriya, Bea Cukai Tasikmalaya harus tetap berinovasi, salah satunya dengan membentuk klinik cukai yang berfungsi menjadi sarana menampung semua permasalahan yang dialami pengusaha cukai.
Kemudian, klinik cukai juga difungsikan untuk melakukan asistensi kepada pengusaha agar mereka tetap bisa berkontribusi optimal terhadap penerimaan negara.(*/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam