jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku kecewa dengan belum terungkapnya kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan. Sebab, teror yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu sudah dua tahun berlalu, namun pelaku dan dalangnya tak kunjung terungkap.
Fahri menyatakan, dirinya memang kerap mengkritik KPK. Namun, mantan wakil sekretaris jenderal PKS itu tak mau penguasa diam saja ketika penyidik KPK yang notabene penegak hukum diteror.
BACA JUGA: Ditanya Kasus Novel Baswedan, Jokowi: Tanyakan ke Mereka
"Saya masih banyak kritik kepada KPK, tetapi saya tidak terima ada orang dihancurkan lalu penguasa diam seribu bahasa," ujar Fahri saat dihubungi wartawan, Jumat (12/4).
Baca juga: Selama Kasus Novel Belum Selesai, PKS Anggap Pemerintah Tak Serius Berantas Korupsi
BACA JUGA: Kubu Prabowo : Pemerintah Bukan Tidak Bisa, Tetapi Tak Mau Tuntaskan Kasus Novel
Politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu meminta penguasa tidak diam seribu bahasa menyikapi kasus tersebut. Fahri mengaku tidak bisa menerima tindak kekerasan terhadap Novel.
"Ini kejahatan yang tidak bisa diterima. Penguasa jangan diam," ungkap mantan aktivis mahasiswa itu. Baca juga: Tim Gabungan Kasus Novel Baswedan Bergerak di Malang, Hasilnya?
BACA JUGA: Pilihlah Anggota DPR yang Lapor LHKPN saat Pemilu
Seperti diketahui, Novel disiram air keras pada 11 April 2017 setelah mantan polisi itu melaksanakan salat Subuh berjemaah di masjid dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Namun, pelaku penyiraman dan aktor intelektual yang membuat mata Novel cacat tak kunjung terungkap.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bowo Golkar Sebut Nama Nusron, KPK Butuh Lebih dari Sekadar Pengakuan
Redaktur & Reporter : Boy