jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga Miftah Sabri yakin pemerintah melalui aparat penegak hukum, bisa menyelesaikan kasus penyiraman air keras kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Bahkan, kata dia, pemerintah sudah mendapat informasi lengkap terkait aktor dibalik kasus penyiraman air keras.
BACA JUGA: Heboh Surat Suara Tercoblos, Kubu Prabowo Yakin Ada Kecurangan Sistematis
BACA JUGA : Tim Gabungan Polri-KPK Cari Bukti-bukti Baru di Kasus Novel
BACA JUGA: Kubu Prabowo - Sandi Jangan Berburuk Sangka di Perhitungan Suara Pilpres
Hanya saja, persoalan yang mengemuka yakni kemauan pemerintah menuntaskan kasus yang mangkrak selama dua tahun ini.
"Sebenarnya kalau pemerintah mau, dia bisa mengambil langkah hukum untuk Novel. Namun, masalahnya enggak mau," kata Miftah di Jakarta, Kamis (11/4).
BACA JUGA: Lho Kok Kalender Prabowo - Sandi Pakai Logo Pemkab ?
Dia menduga banyak orang akan terseret dalam kasus Novel jika terbongkar utuh. Hal itulah yang membuat pemerintah tidak mau menuntaskan kasus Novel.
BACA JUGA : Jika Prabowo Menang, Novel Baswedan dan Eks Pimpinan KPK Bisa jadi Jaksa Agung
"Sebab, itu bisa menyerempet kekuasaan. Big skandal juga ini," ungkap dia.
Dia mengatakan kasus Novel ini akan selesai cepat jika pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto - Sandiaga Uno memimpin Indonesia.
Dalam 100 hari, kasus ini akan terbongkar. Pelaku dan aktor intelektual di balik penyiraman air keras akan tertangkap.
"Sandiaga kan bicara, kalau Prabowo - Sandiaga terpilih, 100 hari (kasus) Novel kelar. Langsung akan ketauan siapa yang mengerjakan, karena semua sudah ada. Siapa dia," tegasnya.
BACA JUGA : Kasus Novel, Mantan Menkumham Bandingkan Cara Kerja Jokowi dan SBY
Penyidik KPK Novel Baswedan menjadi korban penyiraman air keras oleh orang tak dikenal, 11 April 2017 silam. Kemarin, tepat dua tahun kasus berjalan, tetapi kasus ini tidak kunjung terselesaikan.(mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TKN Sindir Soal Pembagian Jatah Menteri di Kubu Prabowo - Sandi
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan