jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai idealnya koalisi partai dan penentuan calon dilakukan lebih awal, agar partai dan kandidat punya waktu sosialisasi, konsolidasi dan penetrasi lebih matang.
Namun menurutnya hal itu sulit dilakukan, koalisi pasti alot karena mencari yang terbaik.
BACA JUGA: Koalisi Airlangga Vs Prabowo di 2024? Ini Kata Pengamat
"Tergantung mazhabnya. Ada yang mazhab deklarasi dan koalisi di awal. Ada pula mazhab main di akhir. Semua tergantung skenario dan strategi politik," ujar Adi Prayitno saat dihubungi, Jumat (7/1).
"Tapi rata-rata banyak yang main di akhir karena semua partai dan calon mencari pasangan ideal untuk menang, makanya alot," imbuhnya.
BACA JUGA: PKB Dukung Koalisi Pengusung Capres Diumumkan dari Sekarang
Beberapa tokoh yang meramaikan bursa calon presiden saat ini sudah mulai diwacanakan akan berpasangan.
Misalnya Airlangga Hartarto yang diusulkan berpasangan dengan Anies Baswedan, atau Ganjar Pranowo.
BACA JUGA: Golkar Siap Koalisi dengan PDIP di Pilpres, Asalkan
Menanggapi hal itu, Adi berpendapat itu adalah opini pribadi yang lumayan memancing pembicaraan publik, namun bukan sikap resmi partai.
"Airlangga punya tiket partai, meski elektabilitasnya masih rendah. Ganjar dan Anies tak punya tiket partai, tapi punya ceruk pemilih.Sama-sama saling membutuhkan," ujarnya
Menurutnya, Golkar tentu sedang menimbang-nimbang Airlangga akan disandingkan dengan siapa.
"Mungkin saja dengan Ganjar tapi problemnya ada dua. Pertama, Ganjar belum dapat restu PDIP yang terlihat lebih condong ke Puan. Kedua, PDIP terlihat lebih mesra dgn Gerindra ketimbang Golkar," paparnya.
"Dengan Anies mungkin juga, tapi harus susah payah mencari partai lain untuk genapi ambang batas 20 persen. Termasuk apa mungkin Airlagga mau duet dengan Anies yang selama ini dinilai dekat dengan kelompok kanan," pungkasnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil