JAKARTA -- Samsul Huda, pengacara tersangka perkara dugaan korupsi APBD Langkat Syamsul Arifin, mengakui, banyaknya koper di lorong jalan lantai 8 cukup mengganggu"Kalau pimpinan KPK berteriak nggak nyaman, saya kira itu cukup beralasan," ujar Huda kepada JPNN, Senin (15/11).
Bagaimana tingkah laku Syamsul Arifin, yang terkenal tak betah duduk berlama-lama, apalagi di ruang sempit? Apakah saat menjalani pemeriksaan berkala pascaditahan di rutan Salemba dia sering izin keluar ruang pemeriksaan sekedar melemaskan otot kaki? "Paling banter dua kali izin ke belakang (toilet, red)," kata Huda, pengacara Bakumham DPP Partai Golkar itu.
Syamsul biasanya menjalani pemeriksaan dari sekitar pukul 10.30 Wib, hingga pukul 15.30 Wib
BACA JUGA: Berdialog dengan WNI, Boediono Cerita Merapi
Syamsul sendiri tergolong 'disiplin' saat berada di ruang pemeriksaanBACA JUGA: Yang Bertemu Gayus di Bali Harus Diperiksa
Tak mungkin bisa mondar-mandir karena ruangan tak memungkinkan (karena sempit, red)," cerita HudaPernyataan Huda menanggapi keluhan para pimpinan KPK mengenai sesaknya gedung KPK
BACA JUGA: Gayus Plesiran dengan Nama Samaran
Menurut Kepala Bagian Rumah Tangga yang juga Kepala Unit Pengelolaan Gedung KPK, Sri Sembodo, gedung seluas 10862 m2 yang ditempati KPK saat ini dirancang hanya untuk menampung 450 karyawanTapi saat ini karyawan KPK ada 800"Jadi tak muat lagiSampai ada yang berkantor di Kementrian BUMN," ucap Sembodo.Di lantai 8, yang biasa digunakan untuk menginterogasi saksi dan tersangka, juga tampak sesakBelasan ruang pemeriksaan masing-masing berukuran sekitar 2x2 meterDi setiap koridor ruangan tampak berkas-berkas perkara yang ditumpuk di sisi kanan maupun kiri koridorBeberapa koper berukuran besar bertuliskan nama-nama tokoh yang pernah berurusan dengan KPK(sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Noer Fajriansyah Ketum Baru PB HMI
Redaktur : Tim Redaksi