Pengakuan Polisi Gadungan Pelaku Penipuan Rp 506 Juta Bikin Geregetan

Senin, 15 Agustus 2022 – 22:37 WIB
Polisi bodong berinisial I di Markas Polres Metro Jakarta Utara pada Senin (15/8/2022). Foto: ANTARA/Abdu Faisal

jpnn.com, JAKARTA UTARA - Pengakuan I, polisi gadungan pelaku penipuan membuat yang mendengarnya geregetan.

Tersangkan mengaku melakukan penipuan terinspirasi dari profesi petugas patroli dan pengawalan (patwal) kementerian di gedung DPR RI.

BACA JUGA: Aksi Pria Beratribut Polisi Ini Sangat Nekat, Hati-Hati Tertipu

"Dulu waktu jadi sopir di DPR, saya pernah kenal (tahu) polisi patwal," kata I kepada wartawan di Jakarta Utara, Senin.

Tak cukup sekadar tahu, I pun mencoba meniru penampilan polisi tersebut.

BACA JUGA: Hanya Allah, Brigadir J, dan Putri Candrawathi yang Tahu Kejadian di Magelang

Dia membeli barang-barang yang dibutuhkan agar memiliki penampilan mirip petugas patroli pengawalan kementerian, mulai dari helm, seragam polisi lalu lintas, jaket hijau, sepatu pakaian dinas harian (pdh) hingga pistol untuk hiasan di saku yang mirip seperti aslinya.

Tersangka menghabiskan modal jutaan rupiah untuk meniru penampilan polisi. Jaket hijau patwal dibeli seharga Rp 800 ribu.

BACA JUGA: Oknum Polisi jadi Dalang Pencurian Mesin ATM, Pangkatnya Bikin Kaget, Tuh Orangnya

Helm polisi, seragam hingga sepatu pdh pun harganya mencapai jutaan rupiah.

Apalagi pistol jenis airsoft gun itu juga dipesan secara khusus, namun harganya tidak diungkap.

Menurut I, dia tidak pernah bercita-cita menjadi polisi sebelumnya.

"Baru kepikiran," kata dia.

Walau begitu, I sangat totalitas dan royal dalam memenuhi ekspektasi terkait barang-barang yang dibutuhkan untuk meniru penampilan polisi patwal.

Untuk memenuhi ekspektasi itu, I mengaku mengeluarkan uang pribadi mencapai Rp 1,5 juta, di luar harga membeli senjata tiruan (airsoft gun).

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Febri Isman Jaya mengatakan status I saat ini adalah tidak bekerja, namun wiraswasta.

Uang yang diperoleh dari hasil menipu senilai Rp 506 juta sudah dipakai hingga tidak bersisa.

Menurut I, uang tersebut dipakai untuk memodali proyek tertentu. Namun, dia tidak menyebutkan proyek apa yang dimaksud.

Saat ditanyai wartawan apakah I pernah bekerja di DPR sebagai sopir, Febri menjawab bahwa pekerjaan itu dilakukan serabutan.

"Iya. Jadi, serabutan itu. Kalau ditanya kerjanya, enggak ada kerja. Wiraswasta saja," kata Febri.

Febri menjelaskan berdasarkan informasi sementara, atribut kepolisian yang dibeli I sudah setahun.

Atribut-atribut tersebut menurut I juga tidak digunakan untuk menipu korbannya di Jakarta Utara.

"Adapun uang yang diperoleh dari hasil menipu dipakai berfoya-foya," kata Febri.

Kejadian penipuan, kata Febri, ketika korban berkomunikasi dengan I, dan melakukan transfer dana sebesar Rp 506 juta karena akan dijanjikan satu unit mobil, salah satunya Alphard dan Fortuner.

"Sampai saat ditagih-tagih terus oleh korban, dari tersangka kemudian menghindar-menghindar. Karena itu korban melakukan pelaporan ke Polres Metro Jakarta Utara," kata Febri. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswa SMP Tewas Ditusuk di Sekolah, Pelakunya Tak Ada yang Menyangka


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler