Pengakuan Suharso kepada Dahlan Iskan soal Kisruh di PPP

Jumat, 09 September 2022 – 08:57 WIB
Ilustrasi - Suharso Monoarfa mengaku dikudeta dari jabatan Ketua Umum PPP. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (Ketum PPP) Suharso Monoarfa memberi pengakuan kepada Dahlan Iskan soal kisruh yang terjadi di internal partainya.

Pengakuan Suharso ditulis Dahlan dalam tulisan Partai Amplop pada kolom Disway edisi Jumat (9/9).

BACA JUGA: Seorang Jemaah LDII Dibunuh Secara Sadis, Pelaku Menenggak Miras Sebelum Beraksi, Motifnya

Dalam pembicaraan dengan kolumnis kondang itu, Suharso yang juga Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN) sekaligus Kepala Bappenas blak-blakan soal penggulingannya dari posisi Ketum PPP.

"Itu kudeta," Dahlan mengutip pernyataan Suharso terkait Mukernas PPP pada 2-3 September 2022 lalu.

BACA JUGA: Suharso Monoarfa Bilang Masih Menjabat Sebagai Ketum PPP, Begini Alasannya

Suharso dilengserkan melalui musyawarah kerja nasional (Mukernas) itu. Posisinya digantikan oleh Mardiono, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang juga ketua Majelis Pertimbangan Partai.

"Itu tidak sah. Sejak rapat DPP PPP sudah tidak sah," lanjut Dahlan menirukan omongan Suharso.

BACA JUGA: Plt Ketua Umum PPP Mardiono Langsung Bersiap Untuk Pemilu 2024

Suharso menjelaskan untuk rapat DPP partai, seharusnya dialah yang mengundang, tetapi dia malah mengaku tidak mengetahui ada pleno yang memutuskan Mukernas.

Ketika rapat itu berlangsung, Suharso masih di Eropa. Yang mengundang rapat ialah Wakil Ketum PPP yang juga Wakil Ketua MPR RI Asrul Sani.

Rapat DPP itulah yang memutuskan untuk menyelenggarakan Mukernas. Agar ketua umum bisa diberhentikan.

Sejak itu terbentuklah DPP PPP yang baru dengan Mardiono sebagai Pj ketua umum. Pengurus lain tetap, kecuali kalau ada yang mengundurkan diri.

"Kelihatannya ada," tulis Dahlan

Kini mereka masih saling tunggu. Kubu mana yang lebih kuat. Kinilah tahap yang paling mendebarkan bagi para pengurus PPP. Salah langkah bisa lenyap.

BACA JUGA: Partai Amplop

Menurut Dahlan, Suharso pun mengancam akan memecat para pengkhianat di partai berlambang kabah itu.

Mereka yang terlibat di Mukernas itu dianggap pengkhianat. "Mereka itu Brutus semua," tulisan Dahlan menirukan kalimat Suharso.

Suharso mengeklaim mayoritas pengurus ikut dengannya. "Termasuk sekjen partai," begitu Dahlan mengutip pernyataan politikus kelahiran 31 Oktober 1954 itu.

BACA JUGA: Pengakuan Bripka Ricky Rizal soal Perintah Ferdy Sambo, Bharada E Sampai Berdoa di Toilet

Versi Suharso, dari 46 orang pengurus PPP, setidaknya 28 orang memihak dirinya.

Pengurus baru yang dikomandoi Mardiono sudah mengirim surat ke Kementerian Hukum dan HAM (kemenkumham). Mereka minta pengesahan.

Suharso tidak tinggal diam. Dia juga sudah berkirim surat kepada Menkumham Yasonna Laoly agar menolak permintaan PPP kubu Mardiono.

"Saya sudah telepon (Menkumham, red). Saya bilang ke beliau kalau permintaan mereka dipenuhi kita tidak berteman lagi," tulisan Dahlan menirukan ucapan Suharso.

Menurut Dahlan, kedudukan pemerintah kini jadi penentu sekaligus publik bisa melihat pihak mana yang sebenarnya mendapat restu.

Suharso merupakan anggota kabinet presiden, sedangkan Mardiono dewan pertimbangan presiden. "Sama-sama bagian dari pemerintah. Sama-sama pengusaha. Sama-sama kaya," tulisan Dahlan.

Eks menteri BUMN itu menilai restu kelihatan masih penting di zaman ini. Itu pula yang dimainkan agar Mukernas bisa dilaksanakan.

Konon, Suharso juga mendengar Mukernas itu dilakukan dengan cara menyebar isu sudah mendapat restu.

"Kita lihat saja siapa yang benar," lanjut Dahlan menirukan perkataan Suharso.

Dahlan Iskan menilai persoalan di PPP masih seru untuk diikuti. Terlebih lagi Suharso pun siap berjuang sampai  ke arena hukum.

"Saya sudah tunjuk Pak Yusril Ihza Mahendra sebagai kuasa hukum," begitu ucapan Suharso dikutip Dahlan. (disway/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler