Pengalaman Jusuf Kalla Berpuasa di Turki dan Spanyol

Jumat, 01 Juni 2018 – 12:49 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla berbagi pengalaman berpuasa di Turki dan Spanyol di hadapan pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Foto: Juneka/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla berbagi pengalaman berpuasa di Turki dan Spanyol. Dua negara ini merupakan negeri yang sama-sama pernah menjadi wilayah kekuasaan Islam.

Hanya saja yang membedakan saat ini, di Turki mayoritas penduduknya beragama muslim dan di Spanyol yang mayoritas nonmuslim.

BACA JUGA: JK Menawarkan Enam Solusi Terhadap Persoalan Palestina

Pengalaman berpuasa di Turki itu dia lalui pada awal puasa tahun ini, tepatnya saat mengikuti agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul, Turki pada 18 Mei lalu. Kebetulan saat itu, Sidang KTT digelar menjelang berbuka puasa.

”Pertemuan pertama jam 5 sore menjalang berbuka. Sampai Maghrib saya pikir tentu kita ishoma (istirahat solat makan). Kalau kita (di Indonesia), tidak ada ishoma orang protes pada hari biasa, apalagi puasa,” ujar JK saat menyampaikan pidato dalam pertemuan dengan pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Kamis (31/5).

BACA JUGA: JK Sebut Narkoba Selalu Intai Generasi Muda

Ternyata dalam sidang itu tidak ada ishoma. Namun para peserta sidang KTT diberi kurma dan nasi kotak. Lantas sidang berjalan biasa. Kemudian JK pun menyampaikan peryataan sikap pemerintah Indonesia atas peristiwa di Palestina.

”Jangankan tarawihnya, Magribnya aja tidak. Ya betul saya jamak (karena) musafir. Tapi Erdogan (Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan) kan tinggal di Turki di Istanbul,” ungkap JK.

BACA JUGA: Wapres Ingatkan Masih Banyak Bandar Narkoba Lolos

Kemudian, JK menceritakan saat berpuasa di Spanyol sekitar sepuluh tahun lalu. Di sebuah kafe dia memesan kopi bersama rombongannya. sebelumnya, mereka baru saja naik pesawat dari Amerika Serikat singgah ke Frankfurt lantas ke Madrid.

”Jam 6 saya pikir sudah lewat puasa. Saya turun, teman-teman sudah banyak. Terus kemana kita ini? oh kita jalan jalan sambil cari minum kopi saya bilang,” papar JK.

Mereka pun lantas menemukan kafe. Di kafe tersebut ada seorang pelayan yang menayakan kepada JK apakah muslim atau tidak. Selanjutnya pelayan itu menuturkan bahwa saat itu belum waktunya berbuka puasa.

”Saya pikir kita ini kan musafir. Terus dia bilang avion, saya ingat avion itu pesawat terbang. Avion itu tidak dianggap musafir. Jadi dia mau ambil hakikatnya,” ungkap JK lantas tersenyum.

Dari cerita itu JK menyimpulkan, yang dianggap sebagai musafir itu bukan lagi berkaitan dengan jarak tempuh. Tapi, lebih berkaitan dengan kesulitan dalam menjalani perjalanan itu.

(jun/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandiaga Bantah Diomeli Pak JK karena Telat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler