Pengalaman Tak Menyenangkan Amanda Gorman si Pembaca Puisi Saat Pelantikan Joe Biden

Sabtu, 06 Maret 2021 – 17:55 WIB
Amanda Gorman. Foto: Reuters

jpnn.com, WASHINGTON - Pembaca puisi saat pelantikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Amanda Gorman buka suara terkait perlakuan rasialisme yang dia terima dalam perjalanan pulang.

ABC News melansir, pernyataan itu ditulis dalam akunnya di Twitter, Sabtu (6/3).

BACA JUGA: Serangan Udara Amerika Serikat Pertama di Bawah Kepemimpinan Joe Biden

Amanda menceritakan pengalaman yang dilaluinya pada Jumat (5/3) malam.

Malam itu, Amanda diikuti oleh seorang petugas keamanan saat dia menuju apartemen.

BACA JUGA: Inikah Sinyal Joe Biden Akan Menghukum Anak Kesayangan Raja Salman?

Petugas tersebut mencurigai Amanda sebagai seorang penjahat.

"Ini adalah realitas gadis kulit hitam: Suatu hari Anda disebut ikon, hari berikutnya (disebut) ancaman," tulis perempuan berusia 22 tahun itu.

BACA JUGA: Rasialisme dan Politik Luar Negeri Indonesia di Pasifik: Teman atau Lawan?

Satu jam setelah tulisannya tersebut, Amanda kembali melanjutkan twitnya di Twitter dengan mengatakan bahwa siapa pun yang mengatakan kebenaran dan berjalan dengan harapan adalah bahaya yang nyata dan fatal bagi kekuatan yang ada.

"Dalam arti tertentu, dia benar. Saya adalah ancaman: ancaman terhadap ketidakadilan, ketidaksetaraan, dan ketidaktahuan," lanjut Amanda.

Tulisan Amanda tersebut menjadi viral dengan cepat.

Amanda memiliki popularitas internasional sejak 20 Januari 2021 ketika dia menjadi pembaca puisi termuda yang pernah ada dalam pelantikan presiden. (mcr9/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler