jpnn.com - BOGOR - Pengamanan yang dilakukan tim yang mengawal Timnas Indonesia terkesan berlebihan atau lebay. Itu terlihat saat para awak media yang hendak mewawancarai pemain, tiba-tiba dihalangi dan pemain langsung ditarik oleh orang-orang berbadan kekar tersebut.
Bukan hanya JPNN, awak televisi pun dibuat kaget dan harus gigit jari karena pemain yang awalnya enak diwawancara dan sedang inframe, tiba-tiba ditarik dan diminta masuk ke bus.
BACA JUGA: Arek Malang: Please, Akhiri Dualisme Arema
"Pak jangan halangi kerja kami. Ini seperti Presiden saja yang dikawal, main tarik main halangi. Pemain sudah enak diwawancara, tiba-toba ditarik, apa-apan ini," uajr salah seorang wartawan dari televisi.
JPNN pun harus merasakan gagal berbicara panjang lebar dengan pemain, akibat ulah berlebihan dari pasukan pengawal. Padahal, tak ada larangan dari pelatih Alfred Riedl, Timnas pun mengizinkan selama pemain tak keberatan.
BACA JUGA: Targetkan Kalteng Putra Lolos ISL
Anehnya, saat pemain welcome, tugas jurnalisme para pewarta harus dihalangi oleh para pengawal yang seolah-olah menunjukkan ketegasannya.
"Ini arahan dari atasan," ucapnya singkat. Diketahui, mereka adalah pasukan TNI yang memang ditugaskan untuk mengamankan TImnas.
BACA JUGA: Evan Dimas Mungkin Duduk di Bench Lawan Vietnam, Lainnya...
Karena ulah tersebut, protes pun dilontarkan. Bukan hanya awak media, tim dari Timnas, terutama Media Officer juga kaget sebab tak ada protokol terkait pembatasan terhadap awak media.
"Setahu saya tidak ada masalah diwawancara, memang berlebihan. Nggak paham mereka bagaimana wartawan olahraga," ucap Bandung Saputra, Media Officer Timnas.
Salah seorang pemain Timnas, Benny Wahyudi juga tampak keheranan saat sedang memberikan keterangan tiba-tiba ditarik bahunya dan dipaksa masuk ke bus. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Riedl Tegaskan Pada Pemain Jangan Buat Kesalahan Sendiri
Redaktur : Tim Redaksi