jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif EmrusCorner Emrus Sihombing menilai probability atau peluang mantan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan lebih besar dibanding dengan partai-partai politik lainnya.
Bukan tanpa alasan doktor ilmu komunikasi politik ini melihat peluang Ahok bergabung partai besutan Megawati Soekarnoputri itu lebih besar dibanding lainnya. Emrus menjelaskan bahwa pertama pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, Ahok diusung oleh PDI Perjuangan bersama Djarot Saipul Hidayat.
BACA JUGA: Sukses Cegah Tawuran, Kakak Hasto Jadi Caleg PDIP di Sleman
“Dalam pilkada kemarin PDIP saya kira sangat kuat mendukung Ahok,” kata Emrus, Selasa (27/11).
Kedua, lanjut Emrus, dari segi perjuangan Ahok dan PDIP memiliki banyak kesamaan. Meskipun tidak mutlak semuanya harus sama. Dia menjelaskan, beberapa kesamaan itu antara lain Ahok dan PDI Perjuangan membawa pluralisme dan juga pro kerakyatan.
BACA JUGA: Fahri Hamzah: Ya Sudah, Ahok Ketahuan
Dia mencontohkan, dari sisi pro kerakyatan ketika menjadi gubernur DKI Jakarta, Ahok menyejahterakan warganya sampai kepada tukang sapu jalan di DKI Jakarta yang boleh dikatakan masuk dalam kategori berada pada posisi yang tidak menggembirakan secara ekonomi.
“Tapi, disejahterahkan Ahok dalam sisi penghasilan. Artinya, bukankah PDI Perjuangan juga memperjuangkan nasib wong cilik? Jadi, saya melihat ada konteks sisi kesamaan dari sisi ini,” ungkapnya.
BACA JUGA: Ingin Ahokers Pilih Jokowi, Ahok Isyaratkan Masuk ke PDIP
Saat ditanya apakah tertutup peluang Ahok untuk bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Emrus mengatakan hal itu bisa saja terjadi. Namun, Emrus lebih meyakini Ahok akan bergabung dengan PDI Perjuangan dibanding PSI.
“PSI belum mempunyai relasi secara historical dengan Ahok. Berbeda dengan PDIP,” ungkapnya.
Lantas bagaimana dengan Partai Gerindra, mengingat Pilkada DKI Jakarta 2012, Ahok diusung oleh partai pimpinan Prabowo Subianto itu? Emrus menilai jika lihat kondisi terakhir antara Ahok dan Partai Gerindra, sepertinya ada gangguan komunikasi.
Bahkan, kata dia, Ahok akhirnya memilih mundur dari partai berlambang kepala burung garuda itu karena ada relasi komunikasi politik yang tidak cocok. “Tapi, dengan PDIP punya relasi politik yang cocok, dan belum ada gangguan. Berbeda dengan Partai Gerindra,” kata Emrus.
Hanya saja, Emrus mengatakan dalam politik semua serba mungkin. Apalagi jika melihat rekam jejak Ahok yang mulai dari partai tertentu ke partai lainnya. Menurut dia, tidak menutup kemungkinan Ahok bisa seperti itu. “Tapi, kalau saya amati realitasnya selama ini lebih berpeluang kepada PDIP daripada Partai Gerindra,” tuntas Emrus.
Sebelumnya, Ketua Bidang Organisasi DPP PDI Perjuangan Djarot Saipul Hidayat mengungkapkan bahwa Ahok bakal bergabung dengan partainya bila keluar dari penjara dan kembali ke dunia politik. Hal itu diungkap Djarot ketika rapat konsolidasi PDI Perjuangan di Kota Sleman, Yogyakarta, Senin (26/11).(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto Dorong Kader PDIP Makin Kreatif demi Pikat Milenial
Redaktur & Reporter : Boy