jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai komposisi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 2019-2024 didominasi unsur partai politik dan korporasi.
Meski di Wantimpres ada tokoh netral semacam Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, hal itu tidak mengubah anggapan bahwa Pesiden Joko Widodo (Jokowi) cuma mengakomodasi kepentingan parpol dan pengusaha.
BACA JUGA: Politik Balas Budi di Balik Wiranto dan Tahir jadi Wantimpres
"Sembilan nama yang dipilih hemat saya antiklimaks, terlalu dominan tokoh politik dan korporasi, sehingga makin menguatkan posisi parpol dalam keputusan-keputusan presiden, meskipun ada tokoh netral semacam Yang Terhormat Muhammad Luthfi," kata Dedi kepada jpnn.com, Minggu (15/12).
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion itu menambahkan, Indonesia punya banyak tokoh bangsa yang memiliki pandangan mendalam. Dedi menegaskan, seharusnya Jokowi memilih tokoh-tokoh bangsa menjadi Wantimpres.
BACA JUGA: Profil Agung Laksono: Pernah Kampanye untuk Prabowo, kini Wantimpres Jokowi
"Cukup disayangkan nihilnya tokoh bangsa yang sejauh ini terbukti bijaksana dalam menghadapi persoalan kebangsaan. Sebut saja Jusuf Kalla, Said Aqil, Din Syamsudin, atau tokoh lain yang sekiranya terbebas dari urusan politis, juga korporasi," jelas dia.
Oleh karena itu, Dedi meyakini susunan Watimpres ini hanya mengakomodasi tim pemenangan Jokowi di Pilpres 2019 ketimbang kepentingan bangsa. “Seharusnya susunan Watimpres diisi oleh tokoh yang secara substansial tahu kebutuhan bangsa,” katanya.(tan/jpnn)
BACA JUGA: Pakde Karwo, dari Barisan Partai Pak SBY ke Wantimpres Jokowi
Libur Nataru, Truk Dilarang Melintas :
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga