Pengamat Beri A Plus Kebijakan Transisi Energi Erick Thohir

Rabu, 30 November 2022 – 17:16 WIB
Pengamat Energi Beri A Plus Kebijakan Transisi Energi Erick Thohir. Ilustrasi Foto: Dok. Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir dipuji kalangan pengamat energi atas komitmen transisi energi berkelanjutan. Mereka memberikan nilai A plus atas kebijakan BUMN mengenai energi.

Direktur Eksekutif Institut Kajian Energi Akhmad Yuslizar mengatakan kebijakan energi hijau adalah keharusan dan tak bisa dihindari.

BACA JUGA: Berprestasi di Sejumlah Bidang, Erick Thohir Disebut Pemimpin yang Penuh Pengabdian

Indonesia, kata dia, sudah menetapkan target emisi net zero pada 2060 dan pengurangan 32 persen emisi pada 2030.

"Jadi, langkah Pak Erick Thohir sudah sangat tepat dan benar dalam mengembangkan transisi energi ekosistem BUMN," kata Akhmad Yuslizar dalam keterangannya, Rabu (30/11).

BACA JUGA: Soal Acara Nusantara Bersatu, Erick Thohir: Tidak Ada Aliran Dana BUMN

Contoh kebijakan transisi energi Erick Thohir seperti regasifikasi gas kerja sama antara PGN dan PLN yang sedang berjalan.

Direncanakan 10 pembangkit yang berada di koridor Sulawesi dan Nusa Tenggara akan segera diregasifikasi. 

BACA JUGA: Berbicara di Seminar Nasional UPH, Erick Tohir Singgung Soal Kepemimpinan dan Perubahan

Pria yang karib disapa Yos ini menyebutkan PT Bukit Asam Tbk yang bekerja sama dengan PT Jasa Marga mewujudkan energi ramah lingkungan dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Tol Bali Mandara.

Kemudian, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau charging station.

"Di G20 transisi energi yang dilakukan Indonesia ini mendapat perhatian dunia, bahkan negara maju bersedia untuk mendanai hingga USD 20 miliar untuk mempercepat pelaksanaan transisi energi di Indonesia, khususnya untuk meninggalkan penggunaan batu bara sebagai sumber energi," ujar Yos.

Mantan wartawan senior ini mengungkap Menteri BUMN Erick Thohir menginisiasi dibentuknya PT Industri Baterai Indonesia / Indonesia Battery Corporation (IBC) pada Maret 2021.

"Terbentuknya IBC bertujuan sebagai bagian dari peta jalan pengembangan baterai kendaraan listrik yang dilakukan BUMN, hasil kerja sama Mind ID, Antam, PLN dan Pertamina," ucapnya.

Yos menambahkan apa yang dilakukan Menteri BUMN terkait transisi energi mendapat perhatian dunia.

Sementara itu, kebijakan untuk menghasilkan sumber energi baru terbarukan juga datang dari Holding BUMN Perkebunan, yakni PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

Diawali dengan peresmian PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau Sugar Co pada tanggal 7 Oktober 2022 lalu, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) terus berinovasi salah satunya dengan membangun industri Bioetanol berbasis tebu bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) sebagai offtaker.

Bioetanol berbasis tebu merupakan hilirisasi dari tanaman tebu yang dapat digunakan sebagai substitusi bahan baku bensin yang tentunya ramah lingkungan.

Bioetanol berbasis tebu sebelumnya telah diterapkan di Brazil dimana saat ini penerapan campuran bioetanol dalam bahan bakar di Brazil menjadi salah satu tertinggi di dunia.

Diproyeksikan pada 2030, PTPN melalui SugarCo memiliki potensi peningkatan produksi bioetanol secara nasional hingga sebesar 1,2 juta kilolite. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler