jpnn.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berkomentar terkait tudingan keterlibatan komisaris BUMN hingga penggunaan dana BUMN untuk acara Nusantara Bersatu di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada pekan lalu.
Pria 52 tahun ini dengan tegas membantah kabar tersebut.
BACA JUGA: Puji Ganjar Pranowo, Ketua KPK: Terima Kasih, itulah Cita-cita Kita Harus Bersih dari Korupsi
"Sudah dijawab bahwa itu tidak benar ada aliran dana dari BUMN. Silakan periksa, kalau itu memang ada, saya tangkap direksinya," ujar Erick di Gedung DPR Jakarta, Selasa (29/11).
Bantahan ini juga telah disampaikan sejumlah anggota DPR. Erick mengatakan BUMN saat ini tengah fokus melakukan transformasi dan mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
BACA JUGA: Tanggapi Isu Duit BUMN di Nusantara Bersatu, Deddy Yevri: Isapan Jempol dan Fitnah Keji
"Soal aliran dana sudah disebutkan, sudah ada beberapa anggota DPR bicara juga kalau itu tidak benar," ucap pria kelahiran Jakarta tersebut.
Sejak awal, Erick telah menanamkan fondasi Akhlak bagi seluruh direksi dan komisaris BUMN.
BACA JUGA: LPEI Beri Perlindungan kepada Eksportir dengan Produk Asuransi Ekspor
BUMN, lanjut Erick, menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme dan komitmen dalam melakukan transformasi.
"Kalau namanya komisaris di jam-jam yang bukan waktunya (jam kerja), saya tidak bisa dong (melarang). Ada yang ikut kegiatan yayasan, kegiatan ini kan saya tidak bisa melarang, tapi kalau di jam kerjanya, kita harus komitmen," lanjut Erick.
Menanggapi tudingan atas korupsi yang dilakukan BUMN, Erick menegaskan, dirinya terus menjaga agar BUMN bersih dari korupsi terus dilakukan.
Tindakan pembersihan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Jiwasraya, hingga Asabri bisa menjadi contoh ketegasan Kementerian BUMN dalam menciptakan BUMN yang bersih.
Erick mengajak seluruh elemen masyarakat tidak terprovokasi dengan tudingan yang hanya menghabiskan energi.
Ketimbang melempar fitnah, lebih baik mengedepankan gotong royong dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
"Mari kita cari solusi tanpa menimbulkan konflik, perlu check and balance. Bukan kegaduhan yang dicari," sebut Erick.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada