Pengamat Dorong Penanganan Covid-19 jadi Tupoksi PBB

Senin, 04 Januari 2021 – 22:23 WIB
Emrus Sihombing. Foto: dok JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Komunikolog Emrus Sihombing mengatakan sampai saat ini, belum ada satu negara yang berhasil melahirkan pemodelan yang efektif dalam penanganan dan mengatasi pandemi Covid-19 dengan segala kemungkinan variannya. 

Emrus mengatakan, seandainya pada 2021 umat manusia di dunia mampu menanggulangi pandemi Covid-19 termasuk dengan segala kemungkinan variannya, maka itu suatu kesuksesan luar biasa bidang kemanusiaan di muka bumi ini.

BACA JUGA: Dua Sejoli Ditemukan Bersimbah Darah di Kamar, yang Cewek Sekarat, Cowoknya Tak Bernyawa Lagi

Pengamat komunikasi Universitas Pelita Harapan itu pun menawarkan solusi dalam mengatasi persoalan pandemi Covid-19. 

Emrus berpendapat, penyelesaian persoalan pandemi Covid-19 sangat tergantung mutlak terhadap sejauh mana seluruh umat manusia mempunyai kesadaran yang tinggi, sikap yang baik dan perilaku taat sekali terhadap penerapan protokol kesehatan. 

BACA JUGA: Ratusan Tenaga Honorer di Daerah Ini Diberhentikan Pemda Setempat

"Sebab, sampai saat ini, saya belum melihat ada formula yang valid dan reliabel secara ilmiah yang dapat menanggulangi tuntas pandemi Covid ini," katanya, Senin (4/1).

Karena itu, Emrus  menyarankan dua hal yang bisa dilakukan secara simultan di setiap negara. 

BACA JUGA: 2021 Jadi Penentu Pengendalian Pandemi dan Dampaknya

Bahkan, lanjut dia, lebih baik lagi kalau bersama-sama dilakukan di seluruh dunia sehingga menjadi tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pertama, membuat dan mengimplementasikan strategi komunikasi sangat persuasi yang mendunia, lalu seterusnya dilakukan secara nasional di setiap negara di dunia hingga ke tingkat keluarga. 

"Untuk itu, diperlukan proaktif peran PBB," tegasnya.

Dia menjelaskan strategi komunikasi ini harus dilakukan secara masif, sistematis, terstruktur, berkesinambungan, kreatif dan inovatif di seluruh dunia. 

Sebab, katanya, segala program yang terkait dengan interaksi antarmanusia termasuk dalam mengatasi pandemi Covid-19, harus dimulai dengan komunikasi.

"Kemudian, dilanjutkan dengan komunikasi dan seterusnya dengan komunikasi yang baik berbasis pada konsep, teori, metode, dan yang tak kalah utamanya yaitu mengindahkan aksiologi komunikasi global dan yang berlaku di masing-masing negara," paparnya.

Kedua, lanjut dia penegakan hukum yang mendunia, ditaati setiap negara secara nasional hingga ke tingkat keluarga.

Menurutnya, polisi di suatu negara dalam penegakan hukum penanganan pandemi Covid-19 sebagai representasi polisi internasional (PBB). "Sehingga tidak ditafsirkan secara subjektif dan atau sempit oleh sekelompok masyarakat sebagai politisasi oleh rezim yang berkuasa di suatu negara," katanya. 

BACA JUGA: Berita Terkini Soal Pengeroyokan Anggota TNI yang Menewaskan Prada Yopan, Oh Ternyata

Sebab, penanggulangi Covid-19 dengan kemungkinan segala variannya, amat sulit bisa di atasi secara sektoral geografis (satuan negara), tetapi harus menjadi program bersama mengglobal melalui PBB. (boy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler