jpnn.com, JAKARTA - Pengamat militer dan intelijen Connie Rahakundini Bakrie mempertanyakan langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menunjuk Jenderal Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI pengganti Laksamana Yudo Margono.
Sebab, Connie menangkap kesan Jokowi seakan-akan mempercepat pergantian Laksamana Yudo dari pos Panglima TNI.
BACA JUGA: Konon, Jokowi Kirim Surpres ke DPR, Soal Jenderal Agus Ditunjuk Jadi Panglima TNIÂ
"Ini buat saya aneh, kenapa mesti dipercepat," kata dia kepada awak media di Jakarta, Senin (30/10).
Adapun, Laksamana Yudo resmi memasuki masa purnatugas dari dinas kemiliteran pada 1 Desember 2024.
BACA JUGA: Jokowi Sudah Kirim Surpres Calon Tunggal Panglima TNI ke DPR, Siapa?
Namun, Jokowi pada Senin ini telah mengirim surat kepada DPR yang isinya meminta persetujuan parlemen terhadap penunjukkan Jenderal Agus sebagai Panglima TNI.
Menurut Connie, Laksamana Yudo selama menjabat Panglima TNI tidak punya catatan negatif, bahkan eks KSAL itu dianggap punya rekam jejak yang mentereng.
BACA JUGA: Jokowi Kirim Surpres ke DPR, Nama Calon Panglima TNI Pengganti Laksamana Yudo akan Diumumkan Puan
Semisal, kata dia, Laksamana Yudo perlahan sudah mampu mengubah doktrin pertahanan Indonesia menjadi outward looking defence.
"Saya tidak melihat Pak Yudo berbuat apa-apa yang buruk, tidak berbuat sebuah kesalahan atau apa pun, malah beliau menghasilkan sebuah warisan yang hebat, ya," kata Connie.
Dia memang tidak mempermasalahkan kapabilitas Jenderal Agus memimpin organisasi militer, tetapi menyoroti keputusan Jokowi yang mempercepat pergantian Panglima TNI.
Namun, katanya, langkah Jokowi mempercepat pergantian Panglima TNI memunculkan pertanyaan publik ketika Laksamana Yudo punya hasil kerja yang positif.
"Saya perlu tahu, rakyat mesti tahu kenapa percepatan ini terjadi," kata Connie.
Dia mengatakan Jokowi seharusnya membiarkan Laksamana Yudo diganti sebagai Panglima TNI jelang 1 Desember atau sebelum purnatugas.
"Kenapa, sih, enggak diteruskan saja, kecuali Pak Yudo melakukan yang salah," katanya.(ast/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Aristo Setiawan