Pengamat Intelijen Sebut Hoaks Jadi Bagian Strategi Kaum Separatis, Waspada!

Minggu, 19 Juni 2022 – 08:31 WIB
hoaks merupakan bagian dari strategi perjuangan kaum separatis. Ilustrasi Grafis: Rahayuning Putri Utami/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Ryanta mengingatkan bahwa isu penggunaan senjata pemusnah massal di Papua bukan hal yang mengejutkan.

Pasalnya, menyebarkan hoaks merupakan bagian dari strategi perjuangan kaum separatis di mana pun mereka berada.

BACA JUGA: Pengamat Sebut Hoaks soal BIN Digunakan untuk Merusak Ketenteraman Masyarakat

“Ada yang namanya active measures. Itu suatu strategi perang politik yang dalam sejarahnya dulu digunakan Uni Soviet pada decade 1920-an. Kelompok separatis di dunia sering menerapkan strategi ini," kata Stanis dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (19/6).

Stanis menilai ada skenario disinformasi, propaganda, desepsi, sabotase, dan sebagainya dalam gerakan separatis.

BACA JUGA: Jelang Iduladha, Komjen Gatot Minta Pj Kepala Daerah Antisipasi Hoaks Wabah PMK

"Saya melihat ini juga dipakai banyak orang untuk mendukung Papua Merdeka”, katanya.  

Lebih lanjut Stanis mengatakan pendukung separatis pun sudah terbiasa menyebarkan propaganda dan hoaks untuk menyudutkan otoritas negara dan mencari dukungan dunia internasional. 

BACA JUGA: Afandi Pastikan Kabar Deklarasi Zainudin Amali Jadi Cagub Gorontalo Hoaks

“Karena memang begitulah caranya mereka berjuang”, tegas Stanis. 

Di sisi lain, analis politik Boni Hargens menyayangkan adanya penyebaran hoaks macam itu di tengah situasi politik menjelang 2024 yang gandrung kurang stabil. 

“Isu macam itu sengaja dihembuskan untuk memperkeruh suasana. Para pelaku tahu situasi politik lagi kurang stabil karena partai-partai pemerintah sebagian sibuk berkampanye untuk 2024 dan hanya sebagian yang masih konsisten membantu presiden. Isu macam ini jelas untuk menciptakan destabilisasi politik”, kata doktor lulusan terbaik dari Universitas Walden, Amerika Serikat itu.

Boni mengapresiasi ketegasan BIN dalam membantah isu tersebut. Menurutnya, isu itu merusak stabilitas bangsa dan merongrong negeri ini dari dalam.

“Pernyataan Pak Edmil selaku Deputi terkait di BIN sudah jelas dan kita harus apresiasi. Bahwa memang tidak ada penggunaan senjata macam itu oleh BIN. Artinya, ya case closed," tegasnya.

BIN dituding menggunakan mortir dari Serbia dalam operasi di Papua. Hal tersebut sudah dibantah keras oleh BIN. Deputi II BIN yang membidangi keamanan dalam negeri, Mayjen Edmil Nurjamil menyatakan itu hanya berita palsu. BIN sama sekali tidak memiliki senjata yang dimaksud.

“Enggak, enggak ada. Kami enggak punya itu. Itu punya TNI,” kata dia kepada wartawan, Rabu (16/6).(mcr8/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Azka Corbuzier Dikabarkan Bakal Mualaf, Kalina Ocktaranny: Itu Hoaks


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler