Pengamat: Jokowi Minta Perlindungan Prabowo

Selasa, 01 November 2016 – 12:56 WIB
Jokowi saat berkunjung ke kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, kemarin. Foto: Biro Pers Istana

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno menilai kunjungan Presiden Joko Widodo ke kediaman bekas rivalnya di Pilpres 2014, Prabowo Subianto, tak sebatas silaturahmi politik biasa seperti yang diungkap ke media.  

Adi menduga, keputusan Jokowi-sapaan akrab presiden, datang ke rumah Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, juga membicarakan soal adanya demonstrasi besar pada 4 November yang dilakukan sejumlah ormas Islam di Jakarta. 

BACA JUGA: Alhamdulillah Pak Habibie Sehat-Sehat Saja

Tentu saja, katanya, Aksi Bela Islam II itu bukan sekedar menyalurkan aspirasi. Melainkan ada tone serius karena menyangkut kemarahan 'umat islam' terkait penistaan agama. 

Apalagi pada saat bersamaan, pihak keamanan melakukan darurat siaga 1 utk jakarta terkait demo nanti. 

BACA JUGA: Mabes Polri Imbau Koordinator Demo 4 November, Ditunggu!

"Dalam konteks inilah, Jokowi minta keterlibatan Prabowo untuk mendinginkan suasana. Jangan sampai aksi 4 November yang membawa isu agama tersebut menjadi pemicu disharmonisasi kebangsaan kita," ujar Adi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (1/11).

Kedua, pertemuan itu menurutnya berkaitan dengan Pilakda DKI Jakarta. Sebagai presiden, Jokowi berkepentingan membuat suasana berjalan damai dan berintegritas. 

BACA JUGA: KPK Kembali Periksa Anak Fredi Numberi Terkait Suap Komisi V

Sebagai sosok yang mengusung duet Anies-Sandi, Probowo diharapkan mampu terlibat dalam berlangsungnya pilkada damai di Ibu Kota.

"Sikap Jokowi ini bisa difahami sebagai upaya minta saran sekaligus 'perlindungan' politik ke Prabowo. Biasanya, dalam tradisi Jawa, sowan seperti ini sebagai langkah untuk minta back-up politik menghadapi situasi yang tegang," sebut Adi.

Tak hanya ke Prabowo, hari ini Jokowi mengundang MUI, NU, dan Muhammadiyah ke Istana Negara. Adi bisa menebak bahwa agenda utamanya juga membahas aksi 4 November yang dianggap krusial memecah belah bangsa, karena membawa isu sara serta berpotensi chaos. 

Pesan politik yang ingin disampaikan Jokowi ke publik menurut Adi, para tokoh ulama mainstream bisa dikendalikan dengan cara persuasif. Dan mereka para ulama yang diundang ke Istana dikesankan berada segaris dengan Jokowi.

Di luar itu, Jokowi juga ingin mengirim pesan bahwa massa aksi yang demo nantinya tidak mewakili kalangan Islam maistream. 

Sebab, NU dan Muhammadiyah melarang umatnya untuk unjuk rasa. Jika pun ada yang ikut aksi, tidak boleh membawa bendera dua organisasi itu.

"Jelas ini adalah sebuah sinyalemen bahwa Jokowi ingin mengeklusi massa aksi 4 November sebagai kelompok yang tak merepresentasikan Islam yang sesungguhnya," jelas Adi.

Pihaknya mengapresiasi safari politik Jokowi ke Prabowo dan pertemuan dengan tokoh NU, Muhammadiyah dan MUI, untuk membicarakan suasana kebangsaan yang sedang gaduh. 

Cuma menurutnya agak sumir ketika pertemuan itu diadakan hanya jika ada masalah kebangsaan saja. 

"Sejatinya pertemuan seperti itu rutin dilakukan meski tak ada gejolak politik yang betarti. Meski di luar itu publik terus bertanya-tanya, kapan SBY akan diajak ngobrol sama Jokowi?" pungkasnya. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jubir FPI Beri Pujian ke Polri karena Seriusi Kasus Ahok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler