BACA JUGA: Hanura Mantapkan Kekuatan di Makasar
Kedua pengamat ini berharap, agar Laksamana memikirkan kembali rencana pencalonannya sebagai Presiden 2009BACA JUGA: PDIP Pastikan Sudah Kantongi Nama Cawapres
''Waktu menjadi menteri di era Megawati, ia dikenal suka menjual aset negaraSelain itu, lanjut Arbi Sanit, ketokohan Laks sejauh ini masih tanggung
BACA JUGA: Empat Kriteria Survey
''Bisa jadi di partai PDP ia memiliki reputasi yang hebatTetapi, di mata rakyat, ia itu bukan tokoh yang hebatIa bukan siapa-siapaApalagi waktu dia jadi menteri, dikenal suka jual asetMeski ia hanya menjalankan perintah, jika ia memiliki hati nurani, seharusnya waktu itu ia menolak,'' tandas Arbi Sanit.Bagi rakyat kecil, reputasi Laks tidak meyakinkan, karenanya dia heran, berani-beraninya mencalonkan diri jadi presiden‘’Masak capres track recordnya jual asset negaraKayak nggak ada yang lain sajaNggak logis kalau dia maju sebagai capres,’’ kata Arbi SanitMenurut Arbi, capres yang teratas masih SBY-Mega, yang lain masih penggembira semuaKarena yang dipegang oleh rakyat untuk menilai capres-capres baru itu, prestasinya belum adaKalau SBY dan Mega sudah terujiMeskipun saat menjadi presiden belum begitu sukses tapi dia sudah dalam posisi itu.
Sedikit banyak, Mega sudah memperbaiki keadaan, sudah kelihatan karyanya walau belum maksimal, yang lain masih janji-janji doang sehingga masyarakat belum bisa menilai tapi kalau SBY-Mega sudah adaKemenangan SBY ditentukan oleh perkembangan ekonomi 2009‘’Kalau keadaan ekonomi bisa bertahan seperti sekarang saja sudah menang apalagi kalau meningkat, peluangnya untuk menang lebih besar,’’ ujar Sanit.Mega bisa menang kalau SBY bikin tiga kesalahanPertama, kalau dia perang dengan Jusuf Kalla sehingga duet itu pecahKedua, koalisi Golkar dan Demokrat buyar dan ketiga, kalau SBY lakukan kesalahan fatal, misalnya menaikkan harga BBM.
Sementara Ichsanuddin Noorsy menyatakan, akal sehatnya tidak bisa menerima kalau Laks mencalonkan diri sebagai presidenKarena Kwik yang kawan sesama menteri saja tak percaya pada LaksDari situ seharusnya dia bercermin diri, pantas tidak ia mencalonkan diri jadi presiden.Ia curiga, jangan-jangan pencalonan Laks hanya sekedar ingin masuk gerbong kabinet mendatang atau supaya posisi tawarnya tinggi‘’Kita juga heran, di dapilnya saja belum tentu dia terpilihKarena Kota Surabaya itu wilayah nasionalis, daerahnya Golkar dan PKBSementara nasional abu-abu tak mungkin terpilih di sanaJadi, pencapresannya mimpi di siang bolong,’’ kata Noorsy.
Mestinya Laks sedikit belajar dari Roy BB Janis yang saat kampanye di GOR Jakarta Utara, tak bersedia dicalonkan sebagai wakil presidenIa ingin besarkan partai‘’Saya lihat langsung saat Roy BB Jains kampanye di Jakarta Utara sehingga ngerti,’’ ujar Noorsy lagi.(lev/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JRR Tetap Ketua PG Sulut
Redaktur : Tim Redaksi