Pengamat: Kendaraan Listrik Tidak Sepenuhnya Ramah Lingkungan

Senin, 15 Agustus 2022 – 00:22 WIB
Pengamat transportasi saat ini kendaraan listrik di Indonesia masih masih menyebabkan udara kotor. Ini penjelasannya. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah saat ini mendorong agar pabrikan otomotif di Indonesia menghadirkan kendaraan listrik.

Hal itu dilakukan untuk menekan emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan lebih bersih dan ramah lingkungan.

BACA JUGA: Akhir Pekan ke GIIAS 2022, Bisa Coba Kendaraan Listrik Terbaru, Begini Caranya

Namun, untuk mencitpakan ekosistem kendaraan listrik masih memerlukan tantangan.

Pasalnya, saat ini kendaraan listik di Indonesia masih menggunakan sumber energi dari batu barah yang menyebabkan udara kotor.

BACA JUGA: Indonesia Diharapkan Berperan Jadi Produsen Kendaraan Listrik

Hal itu diungkapkan pengamat transportasi Darmaningtyas di Jakarta, Minggu (14/8).

"Bahan bakar listrik yang 63 persen masih dari batu bara juga membuat electric vehicle (EV) ini tidak sepenuhnya bersih lingkungan, hanya pengalihan atau penundaan polusi saja, mengingat batu bara juga melahirkan limbah," kata Darmaningtyas.

BACA JUGA: Menko Airlangga Dorong Pabrikan Mobil Hadirkan Kendaraan Listrik Murah, Ini Tujuannya

Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) itu mengungkapkan pihaknya mendukung penuh ekosistem kendaraan listrik di tanah air apabila bahan baku listrik bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).

Misalnya, kata dia menggunakan pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

Selain itu, menurut dia, harga kendaraan listrik saat ini juga dinilai masih relatif tinggi untuk dijangkau masyarakat secara luas.

"Bila secara ekonomis menguntungkan, maka dengan sendirinya mereka akan beralih ke EV," tuturnya.

Namun, lanjutnya, jika masyarakat belum beralih artina tidak menguntungkan, baik sebagai bidang usaha produsen EV maupun konsumen.

Sementara itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga menyampaikan sejumlah tantangan pada kendaraan listrik.

Salah satunya, yaitu penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang otomotif berbasis listrik.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkapkan diperlukan SDM yang mampu berkontribusi pada pencegahan kecelakaan maupun temuan potensi bahaya di masa depan.

"Harus selalu bersiap siaga terhadap perubahan ataupun dinamika, baik peraturan, teknologi, material ataupun sistem baru," kata Soerjanto.

Dia menjelaskan sejumlah potensi bahaya yang perlu diwaspadai, misalnya area tegangan DC tinggi (600 volt) yang dapat berakibat fatal, adanya opening atau cracking (retak isolator kabel tegangan tinggi) disebabkan adanya antara lain fretting (gesekan), radius tajam, penuaan (aging), dan terkelupas.

Kemudian, terjadinya short circuit akibat fibration kendaraan, benturan ataupun hal-hal lainnya.

Kemudian lingkungan tropis yang cenderung lembab, panas, berdebu sehingga dapat mengganggu fungsi elektronik.

Dia menegaskan, kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle) untuk transportasi jalan harus benar-benar dipastikan memenuhi aspek keselamatan, keamanan, dan juga sehat.

"Hanya personel terlatih yang disarankan untuk menangani keadaan tersebut," katanya. (Antara/jpnn)

 

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Moeldoko Sebut Kendaraan Dinas Pejabat Akan Diganti Mobil Listrik, Kapan?


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler