Pengamat: Prabowo Seperti Petinju Ngawur

Jumat, 02 November 2018 – 20:11 WIB
Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Calon presiden Prabowo Subianto terlihat mulai aktif turun berkampanye ke sejumlah daerah. Pengamat politik Afriadi Rosdi menilai aktivitas tersebut sangat positif untuk menggairahkan pelaksanaan Pilpres 2019.

"Tapi secara pribadi saya agak kecewa dengan gaya kampanye Prabowo. Terkesan tak ada terobosan," ujar Afriadi kepada JPNN, Jumat (2/11).

BACA JUGA: Aktor Politik Harus Hentikan Narasi Pemecah Belah

Ketua Pusat Kajian Literasi Media ini mengaku kecewa, karena awalnya berharap cooling down Prabowo dari aktivitas kampanye setelah kasus hoaks Ratna Sarumpaet terungkap, untuk mengevaluasi cara berkampanye sebelumya yang tak terlalu efektif.

"Awalnya, saya berharap setelah cooling down Prabowo akan tampil dengan warna baru. Gaya kampanyenya lebih kreatif. Ternyata Prabowo masih berkampanye dengan cara yang sama," ucapnya.

BACA JUGA: Pilpres 2019: Kader GPII Diminta Beri Contoh Bijak Bermedsos

Afriadi menangkap kesan, Ketua Umum DPP Partai Gerindra tersebut memperlakukan pilpres layaknya pertandingan tinju dan kampanye adalah arena ring tinju.

"Kesannya, Prabowo dan Jokowi adalah petinju yang disuruh bertarung di ring tinju. Jadi, ketika bel (kampanye) sudah dibunyikan, dia melancarkan pukulan bertubi-tubi kepada lawan dengan harapan lawan KO atau dia minimal menang angka," katanya.

BACA JUGA: Prabowo Berpidato soal Tampang, #SaveMukaBoyolali Trending

Afriadi menyimpulkan demikian, karena belakangan Prabowo terkesan mempertontonkan ke publik serangan demi serangan kepada Jokowi. Serangan terbaru terkait kemiskinan dan hidup masyarakat yang susah.

"Tak ada yang salah dengan filosofi ring tinju itu. Sah-sah saja melakukan serangan terhadap lawan. Tapi sayang, serangan yang dilakukan terkesan ngawur. Terlihat dari data yang dipakai," katanya.

Afriadi mencontohkan, pernyataan Prabowo yang menyebut 99 persen masyarakat Indonesia hidup dalam kemiskinan.

"Saya kira itu ngawur yang sangat nyata. Tentu ini menimbulkan pertanyaan, Prabowo mengerti membaca data statistik atau sengaja memanipulasi data untuk kepentingan politik, atau malah mendapat suplai data yang salah dari timnya," pungkas Afriadi. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo juga Sasar Jawa Timur, Dapat Gelar Warok Ponorogo


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler