jpnn.com - JAKARTA - Pengamat hukum Andri W Kusuma menduga pekerja Tiongkok yang ditangkap di kawasan Bandara Halim Perdanakusuma, terkait proyek kereta cepat, sebagian besar merupakan dari kalangan militer. Pasalnya mereka ditangkap dengan menggunakan baju loreng seperti baju yang biasa dipakai tentara.
"Masuknya warga negara Tiongkok ke Halim Perdana Kusuma patut dicurigai dan ini berbahaya," ujar Andri di Jakarta Rabu (27/4).
BACA JUGA: 20 Kapal Pesiar Akan Singgah di Pelabuhan Tanjung Emas
Apalagi, kata dia, lahan di Jawa Barat yang dilewati proyek kereta cepat merupakan daerah-daerah strategis, termasuk kawasan Bandara Halim Perdanakusuma. "Ini sama saja menjual negara," cetus Andri.
Menurutnya lagi, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung hanyalah kedok dari Tiongkok untuk mengambil lahan. Paling tidak menguasai lahan Indonesia.
BACA JUGA: OJK-Usakti Kerjasama Ciptakan Inovasi Produk Keuangan
"Proyek kereta cepat itu hitungannya rugi, mana ada investor yang mau investasi di proyek rugi kecuali ada tujuan lain," tandas Andri.
Sebelumnya, Kadispen AU Marsma Wiko mengatakan, lima orang yang diamankan di kawasan Halim merupakan pekerja PT Geo Central Mining, mitra PT Wijaya Karya (Wika).
BACA JUGA: Ini 2 Penyebab Pertumbuhan Astra Lambat
Wiko menjelaskan, penangkapan itu terjadi saat para pekerja proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tersebut melakukan pengeboran di wilayah Lanud Halim Perdanakusuma. Kelima orang itu adalah, Guo Lin Zhong, Wang Jun, Zhu Huafeng, Cheng Qianwu, dan Xie Wuming. (boy/chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantap, Industri Sawit Hasilkan Devisa Rp 250 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi